vote dulu jangan lupa
Malam hari pukul 12 malam, Elica dan Alex terlihat pulang bersama. Jangan berfikir Mereka tidak melakukan hal di luar batas hingga pulang selarut ini.
Hanya saja Alex meminta Elica untuk menemaninya makan malam juga. Elica berniat menolak, namun sial nya Alex mengancam nya dengan pernikahan bersama ibu nya. Elica pun hanya bisa menuruti kemauan Alex saat ini.
Mereka berdua terlihat memasuki Mansion mewah Alex. Dan sepertinya semua orang sudah tertidur.
"Kalian dari mana?" Tanya Hilda tiba-tiba yang membuat Alex dan Elica terkaget.
"Sayang kau belum tidur?" Ucap Alex mendekati Hilda berniat mengalihkan pembicaraan.
"Belum. Aku menunggu kalian, kenapa kalian bisa pulang bersama?"
"Tadi aku bertemu Elica di luar. Dia sedang bersama temannya. Jadi aku mengajak nya untuk pulang bersama"
Jelas Alex berbohong
"Benarkah itu Elica?" Hilda masih mencoba memastikan
"Iya. Aku akan istirahat duluan" Elica pun bergegas pergi meninggalkan ibu nya dan Alex yang sama-sama menyebalkan bagi nya.
"Lain kali jangan bermain terlalu malam dengan teman mu Elica. Itu tidak baik, apalagi kamu itu perempuan." Ucap Hilda saat Elica tengah menaiki anak tangga menuju kamar nya.
"Sudahlah sayang, Elica pasti lelah biarkan dia istirahat" ucap Alex sambil mengelus pundak Hilda. Hilda pun membalas nya dengan Anggukan kepala
"Kau sudah makan Alex?"
"Sudah sayang, kau istirahat lah juga. Jangan terlalu malam untuk tidur"
"Iya. Terimakasih sudah mau perduli dengan Elica"
Mendengar itu Alex pun tersenyum kemudian mencium kening Hilda. Akhirnya mereka berdua pun pergi ke kamar mereka masing-masing untuk tidur
Sedangkan di kamar, Elica masih belum tidur. Dia masih memikirkan keputusan nya tadi untuk menggantikan ibu nya menjadi wanita Alex. Dia memang pria b******n, dan Elica sangat membenci Alex. Tapi demi ayah dan ibu nya, Elica rela melakukan hal tersebut agar kedua orang tua nya bisa bersama lagi.
Elica pun teringat kepada kunci mobil yang Alex berikan. Alex memang pria kaya raya, tidak heran dia bisa melakukan apapun sesukanya. Sejenak Elica pun tersenyum sinis kepada dirinya sendiri. Dia berpikir apakah Sekarang dia sudah menjadi p*****r pribadi untuk Alex. Tapi tidak perduli dengan hal itu, dari dulu memang hidup nya sudah berantakan. Hanya satu yang tertanam di hati nya sekarang yaitu balas dendam dengan semua keadaan sekarang.
Klekk...
Terdengar pintu kamar Elica terbuka. Dan itu kelakuan Alex pasti nya. Elica yang tadi nya sedang berbaring di ranjang nya kemudian memposisikan dirinya untuk duduk dan bersandar di ranjang nya. Dia melihat Alex berjalan kearah nya.
"Belum tidur Honey?" Tanya Alex
"Apa yang kau lakukan di kamar ku?"
"Kamar mu? Kurasa ini juga kamar milik ku juga. Karena ini rumah ku dan semua ini milik ku termasuk kau Elica"
"Keluar lah, aku akan tidur dan nanti Momy ku akan melihat mu disini"
"Aku juga kan tidur disini. Bagaimana jika tidur bersama. Lagipula Momy mu ada di lantai bawah, ingat?"
"Terserah"
Elica pun Akhirnya memutuskan untuk berbaring lagi dan memunggungi Alex. Dia sudah sangat muak dengan tingkah Alex saat ini.
Namun tanpa di duga Alex pun benar-benar naik ke atas ranjang Elica, dan memeluk Elica dari Belakang.
Elica pun tersentak, dia tidak menduga Alex justru akan melakukan nya juga.
"Aku akan tidur disini mulai saat ini. Kau tau Elica, aroma tubuh mu itu sangat harum. Membuat ku kecanduan untuk terus menciumi nya. Apalagi bibir manis mu" ucap Alex sensual di telinga Elica, dengan posisi dia yang masih memeluk Elica dari belakang sambil tidur bersama.
"Jika ingin tidur disini tidur lah yang baik, jangan membuat ku sesak dengan pelukan mu bodoh. Menyingkirlah" ketus Elica justru membuat Alex tersenyum.
"Kau sangat lucu Elica. Tapi kau melupakan sesuatu. Kau belum memberi ku Ciuman untuk tidur"
"Jangan konyol"
"Ayolah Elica, aku tau kau juga menikmati saat berciuman denganku. Terakhir kau mencium ku, aku memberikan mu mobil. Jika kau melakukan nya lagi, apapun yang kau mau akan aku kabulkan"
Elica pun tidak menjawab ucapan menyebalkan Alex.
Namun Alex tidak menyerah, dia menelusup kan tangan nya kedalam baju tidur Elica dan mengelus perut ramping Elica. Dan juga Alex mulai mengecup leher Elica dari belakang dan naik ke telinga Elica lalu mengigit nya. Yang membuat Elica merasakan sensasi geli.
"Hentikan b******k" kesal Elica menepis tangan Alex di perut nya
"Aku akan menghentikan nya jika kau memberi ku Ciuman"
"Sialan kau Alex" Alex pun tersenyum mendengar umpatan yang Elica ucapkan.
Tanpa berpikir panjang, Elica pun membalik tubuh nya menghadap Alex lalu dengan cepat dia mencium Alex. Alex pun tersenyum lagi melihat tingkah Elica.
Saat Elica berniat melepaskan ciumannya, Alex justru menahan tengkuk Elica agar ciuman tidak terlepas.
Elica berusaha memberontak, namun Alex malah mengubah posisi nya menindih tubuh Elica dengan cepat.
Sekitar tiga menit mereka berciuman, dan oksigen pun mulai menipis. Elica pun mengigit bibir Alex agar pautan mereka terlepas. Dan benar saja Alex pun melepaskan ciumannya karena gigitan Elica
"Kau menganggu kesenangan ku Elica" ujar Alex
"Pergilah, kau sudah mendapatkan apa yang kau mau" ucap Elica sedikit terengah
"Bukankah tadi aku bilang, jika aku akan tidur disini"
"b******k kau mempermainkan ku hah?" Elica pun mulai Emosi
"Bibir mu sangat manis Elica, tapi mulut mu itu sangat kasar"
"Keluar "
"Oke aku akan keluar, tapi besok aku akan tidur disini"
Elica pun memutar matanya, sedangkan Alex akhirnya mengalah untuk keluar dari kamar Elica.
Entah kenapa, bagi Alex sekarang Elica seperti magnet bagi nya. Membuat dirinya ingin selalu disamping Elica. Terlepas Elica adalah calon anak tirinya.
Namun jangan salah kan Alex, karena Elica sendiri lah yang melempar diri nya ke Alex untuk mengganti kan posisi Ibu nya sendiri.
???????
Pagi ini Elica sudah berangkat menuju kampus nya. Hari ini ada jadwal kuliah pagi. Dia pun belum sarapan, karena dia malas untuk bertemu dengan Alex di meja makan. Jadi dia beralasan kepada Momy untuk berangkat lebih awal sebelum Alex turun dari kamarnya.
Elica terlihat berjalan di halaman kampus nya, tiba-tiba bada yang menepuk pundak dari belakang. Sontak Elica pun menoleh, dan ternyata itu devan yang tengah melempar senyuman manis kepada Elica.
"Hai Elica"
"Devan, kau mengagetkan ku"
"Oh maafkan aku Elica. Aku tidak bermaksud membuat mu terkejut"
"Tidak apa-apa Devan"
"Btw, kau ada kelas pagi?"
"Iya tapi satu jam lagi baru di mulai, hanya saja aku bosan di rumah jadi berangkat lebih cepat"
"Begitu rupanya, mau ke perpustakaan?" Tanya Devan
"Bukan kah kau ada kelas?"
"Tidak aku sama seperti mu, bosan dan berangkat lebih cepat"
Elica pun tertawa mendengar ucapan konyol Devan.
"Baiklah ayo"
Mereka berdua pun berjalan bersama menuju perpustakaan. Sesekali mereka mengobrol ringan dengan candaan saat di perjalanan.
Devan memang menyukai Elica. Namun sikap Elica yang tertutup kepada semua orang membuat nya sulit untuk didekati.
Dan detik berikutnya Devan menyadari sesuatu.
"Elica, kenapa tidak memakai gelang pemberian ku waktu itu?"
Tanya Devan membuat Elica berhenti dari jalan nya
"Oh gelang yah, aku menyimpan nya di rumah. Aku orang yang pelupa jadi aku takut jika nanti hilang" ucap Elica beralasan
"Jika hilang aku akan memberikan nya lagi Elica. Apa kau tidak suka gelangnya?"
"Bukan begitu Devan. Aku menyukai nya sungguh, tapi aku hanya takut jika nanti bisa rusak atau hilang"
"Baiklah jaga gelang nya jangan sampai hilang"
Mereka pun sampai di perpustakaan kampus.
Dan bersama-sama menghabiskan waktu untuk menunggu jam kuliah mereka di mulai.
Namun baru sekitar 15 menit Elica bersama Devan duduk berdampingan membaca buku, tiba-tiba ponsel Elica berbunyi yang menandakan ada telepon masuk. Dia pun buru-buru berdiri untuk mengangkat panggilan tersebut.
"Halo ada apa?" Tanya Elica kepada si penelpon
"Jangan berdekatan dengan pria lain Elica, aku tau sekarang kau dengan siapa"
"Kau tidak perlu ikut campur urusan ku, kau urusi saja pekerjaan mu. Sudahlah aku matikan panggilan ini"
"Jangan lupa kesepakatan kita sayang"
Elica pun langsung menutup panggilan itu sepihak. Yang ternyata berasal dari Alex. Menyebalkan memang, dari mana pria sialan itu tau jika sekarang dia bersama Devan.
TBC
tolong vote dan tinggalkan komentar setelah membaca yah..