PROLOG

121 Kata
"Terkadang, sesuatu yang indah tidak ditampilkan di awal." — Paizal Anwar *** Plak!! Tamparan keras berhasil membuat wajah cowok yang penuh kekhawatiran itu terhuyung. Rasa sakit di pipinya tiada banding dengan kekecewaan gadis yang berhasil membuat pipi kirinya merah. Bahkan sekarang, melihat wajahnya saja tidak bisa. Cowok itu benar-benar menyesal, yang bisa ia lakukan hanya diam membisu. Kepalanya tertunduk kaku, kedua matanya berkaca-kaca. Tak peduli pipinya semerah baja terbakar, tak peduli sekeras apa pun tamparan tadi, ia tidak berhak mengusapnya. Deg! Seketika semuanya hancur, ketika apa yang ia pertahankan memilih meninggalkan. Dunianya pupus, semestanya berantakan, anginnya berhenti berembus, dadanya sesak, tatapannya kosong, tubuhnya lemas. Apa sesakit ini rasanya ditinggalkan? Ternyata benar, kejujuran itu memang menyakitkan. Meskipun jujur adalah sesuatu yang tepat, tapi sering kali terungkap di waktu yang salah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN