“Terus nanti apa kata orang, Pus?” Puspa sedikit menundukkan kepala, sejak awal sudah tahu pasti akan ada pertanyaan semacam itu dari bibinya atas respon dari pengakuannya barusan. Bibi sendiri tidak tampak terkejut, sesuai kata Oliv, dia sebenarnya sudah mencurigai sesuatu yang salah sedang terjadi pada Puspa. Puspa memikirkan betul-betul kalimat pengakuan yang akan ia katakan, tentu dengan harapan agar bibinya bisa langsung mengerti keputusannya untuk hamil tampa suami. Tapi ternyata sama saja, keputusan tersebut bukan keputusan yang mudah diterima oleh semua orang. “Ngapain mikirin kata orang?” balas Puspa. “Kamu hidup sama siapa memangnya sampai nggak mikirin kata orang?” “Ya maksud aku, semua orang kan punya masalahnya sendiri-sendiri, Bi. Situasi tiap orang berbeda.” “Situasi

