Akibat kejatuhan kotak tadi, punggung kaki Puspa tergores ujung kotak yang lancip. Untungnya tidak dalam dan mengeluarkan darah, sakitnya pun hanya sebentar dan sepertinya tidak akan menimbulkan belas juga. Kalaupun ada bekasnya, jika disuruh memilih, Puspa lebih memilih fisiknya yang terluka daripada hati. Luka fisik, obatnya banyak di apotek. Sedangkan luka hati, di mana posisi persis luka itu sendiri saja kadang kita tidak tahu. Apalagi obatnya. Puspa menggelengkan kepala cepat, kalau sedang sendrian pikirannya pasti akan melantur ke mana-mana begini. Ia segera mengemasi kotak pertolongan pertama usai menempelkan plester di atas lukanya. Sebenarnya ini tidak perlu karena luka Puspa benar-benar sepele, tapi Puspa tetap mengobati seperti yang disuruh Bara dan Tiwi. Gahar sudah meningg

