Setelah mendengar pengakuan Karina, Brahm mencoba untuk memahami dan memberi Karina ruang bagi istrinya untuk berpikir. Ia menyadari perbuatannya menikahi Karina bukan atas dasar rasa cinta dan semua diawali dengan kebencian. Namun, dalam hati Brahm, dirinya begitu mencintai Karina sejak dulu. Makanya ia rela Karina melihatnya dengan kebencian selama ini demi merebut Karina menjadi miliknya kembali. Wanita yang seharusnya mengisi posisi sebagai istrinya sejak awal, wanita yang ingin menjadi miliknya untuk selamanya. Bukan Meira. Pahitnya kehidupan Brahm membuatnya harus mengambil semua keputusan yang terkadang tidak sesuai keinginannya, bahkan dengan menikahi Meira hanya karena atas nama balas budi. Sebagai manusia biasa, Brahm juga memimpikan untuk mempunyai hidup tenang, menikah hanya s

