Prolog

285 Kata
Gadis itu mengarahkan tatapan pada keramaian. Orang-orang hilir mudik menghampiri beberapa stan bazar yang terlihat menarik. Tak lupa sebuah lagu yang menggema, memenuhi area lapangan karena kegiatan diadakan untuk seluruh mahasiswa dari semua fakultas. Menghapus keringat di dahi, gadis tersebut kembali melangkah hingga pandangannya tertuju pada sosok tinggi kurus yang melambaikan tangan. Ia tersenyum lebar mendapati lelaki itu memegangi sebuah boneka hasil dari memenangkan games yang diadakan salah satu stan. Rindunya terbayar sudah setelah hampir seminggu hanya berkomunikasi lewat benda canggih tanpa saling bertatap muka. Gadis berambut sebahu itu menghentikan lajunya saat segerombol mahasiswa menghampiri kekasihnya. Entah membicarakan apa karena mereka berlalu setelah saling memberikan salam persahabatan ala pria kebanyakan. Ia terkekeh, pun sosok di seberang sana yang kini kembali berjalan. Lelaki dengan wajah bak lukisan itu mengangkat boneka di tangannya. Jarak keduanya semakin dekat hingga ... "Nathan!" Suara merdu itu bagai petir di siang terik. Mata lelaki yang dipanggil Nathan melebar mengetahui siapa yang memanggilnya. Begitupun gadis yang berjarak tak jauh darinya kini menghela nafas dalam. "Woah! Boneka ini buat aku?" Nathan tergagu. Tatapannya terbagi antara gadis cantik bertubuh tinggi semampai di hadapannya dan sosok yang menjadi tujuan utamanya, yang kini memundurkan langkah perlahan. "Kemarin kamu bilang mau beliin aku boneka, 'kan?" tambahnya yang sudah mengambil alih boneka tersebut. "Nai," lirih Nathan. Tangannya terangkat, hendak memberikan penjelasan. Namun, melihat binar di mata itu, ia kembali mengatupkan bibir. "Makasih, Nath. Aku sayang kamu," ucap si gadis sembari menepuk wajahnya yang pucat pasi. Mengangguk kaku, Nathan menatap punggung seseorang yang kini berbalik meninggalkannya dengan tersenyum miris. Maaf, Nda. Batinnya lirih. Kenyataannya Nathan tak mampu mengejar gadis itu ketika hatinya lebih berat pada sosok yang kini tersenyum lebar memandangi boneka di pelukannya. Naina, sahabat kesayangannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN