BAB 7 – API DI ANTARA KITA
Exelina bisa merasakan ketegangan yang hampir bisa dipotong dengan pisau. Cengkeraman Grayson di pinggangnya begitu kuat, seolah dia ingin memastikan semua orang di ruangan ini tahu bahwa Exelina adalah miliknya.
Mason masih tersenyum, tapi tatapannya tajam seperti pisau. "Kau terlalu protektif, Grayson. Takut aku akan mencuri calon istrimu?"
Grayson mendekatkan wajahnya ke arah Mason, suaranya terdengar sangat dingin. "Aku tidak takut, Mason. Aku hanya memastikan kau tahu tempatmu."
Mason tertawa pelan, lalu meneguk sampanye dari gelas kristalnya. "Kita lihat saja, kawan."
Exelina merasakan sesuatu yang tidak nyaman di antara dua pria itu. Persahabatan mereka jelas memiliki batas-batas berbahaya yang bisa runtuh kapan saja.
Grayson menariknya lebih dekat, berbisik di telinganya, "Jangan biarkan dia mendekatimu lagi."
Exelina menyipitkan mata. "Dan jika aku tidak menurut?"
Grayson menoleh dan menatapnya dengan penuh ancaman halus. "Aku akan memastikan Mason tidak punya kesempatan untuk mendekatimu lagi. Selamanya."
Exelina menelan ludah. Dia tahu Grayson bukan orang yang sekadar mengancam. Jika dia mengatakan sesuatu, dia akan melakukannya.
Namun, Mason bukanlah satu-satunya masalah malam ini.
Saat mereka berkeliling ruangan, berbasa-basi dengan tamu-tamu bisnis Grayson, Exelina bisa merasakan beberapa tatapan menelusuri tubuhnya. Tapi ada satu tatapan yang membuat bulu kuduknya berdiri.
Tatapan yang dingin. Tajam. Seakan menelanjangi dirinya sepenuhnya.
Saat dia menoleh, dia melihat seorang pria di sudut ruangan. Tingginya hampir setara dengan Grayson, mengenakan setelan hitam dengan postur yang terlalu santai untuk seseorang yang hadir di acara formal seperti ini.
Dia tersenyum tipis saat menyadari Exelina memperhatikannya.
Dan entah kenapa, senyum itu membuat perutnya terasa tidak nyaman.
"Siapa dia?" bisik Exelina.
Grayson mengikuti arah tatapannya, lalu wajahnya langsung mengeras. "Sial."
Exelina mengernyit. "Kau mengenalnya?"
Grayson meraih gelas anggurnya dan meneguknya sebelum menjawab. "Liam Devereaux."
Nama itu terdengar asing di telinga Exelina. "Siapa dia?"
Grayson menghela napas berat, lalu berbisik di telinganya. "Seseorang yang lebih berbahaya daripada Mason. Dan sayangnya, dia tertarik padamu, Nonaku."
Exelina membeku.
Malam ini baru saja berubah dari pesta pertunangan menjadi awal dari permainan yang lebih besar.
Dan dia adalah pusat dari semuanya.
---
TO BE CONTINUED…