Aeolian-1

1771 Kata
Dalam legenda War of Aeolian penyebab utama terjadinya Perang Ganbate adalah karena jiwa-jiwa manusia sudah terlalu lama diliputi rasa iri dan dengki yang begitu mendalam. Saat itu jiwa-jiwa yang suci telah dikuasai oleh iblis keji dan tidak mentolerir kekuatan lain berjenis apa pun. Peperangan antar dua kerajaan besar pun terjadi di sebuah padang pasir luas tidak berujung bernama Gurun Pasir Dukedom. Perang maha dahsyat yang mengorbankan banyak aspek dalam segala bidang tersebut hanya memperebutkan dua hal, yaitu kekuasaan dan pasir ajaib Aeolian yang dipercaya mempunyai kekuatan sihir ajaib. Pasir Aeolian merupakan pasir yang terbentuk dari hasil pertapaan para penyihir yang menjaga dunia alam gaib kerajaan Chazia Empire selama ratusan tahun. Energi sihir dari seluruh daratan dikumpulkan oleh para penyihir sakti itu selama ratusan tahun dan ditampung di dalam sebuah wadah menyerupai jam pasir. Jam pasir abadi itu terus menerus bergerak ke bawah dan tidak ada habisnya. Setiap seratus tahun sekali melalui upacara sakral yang dipimpin oleh pemimpin tertinggi para penyihir Chazia Empire, pasir yang jatuh dari bagian atas jam abadi ditampung oleh raja yang menduduki tahta saat itu, untuk disimpan ke dalam wadah berupa cangkir ajaib dan disimpan di bawah singgasana raja. Hanya raja yang berkuasa serta satu keturunan langsungnya yang bisa mengangkat singgasana untuk mengambil cangkir berisi pasir Aeolian. Salah satu cara memanfaatkan keistimewaan pasir Aeolian adalah meminumnya dengan air yang keluar dari ujung jari telunjuk Golda, ratu elf sakti yang telah bersahabat dengan Chazia Empire selama ratusan tahun. Cara kedua dengan menabur sedikit pasir Aeolian pada tempat yang diinginkan untuk melewati dimensi ruang dan waktu, yang diinginkan oleh raja yang berkuasa saat itu serta satu keturunan langsungnya. Awalnya Chazia Empire dan Kingdom of Sholleora adalah dua kerajaan besar yang saling bersahabat. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing di berbagai bidang. Dua kerajaan tersebut juga memiliki putra mahkota yang seumuran dan juga bersahabat seperti raja dari masing-masing kerajaan. Lord Legano merupakan putra mahkota dari Chazia Empire, dan Lord Ivejorn merupakan putra mahkota dari Kingdom of Sholleora. Kedua putra mahkota tersebut adalah pemuda cerdas dan gagah berani. Keduanya belajar ilmu bela diri, strategi perang, ilmu sastra dan mempelajari berbagai jenis senjata bersama-sama selama bertahun-tahun. Seluruh dunia mengenal Chazia Empire sebagai kerajaan kuat dan memilki ahli sihir dengan ilmu sihir tak terkalahkan. Namun hal itu tidak membuat Lord Legano tertarik untuk mempelajari jenis sihir apa pun yang ada di wilayah kekuasaan Chazia Empire. Justru Lord Ivejorn lah yang tertarik untuk mempelajari ilmu sihir paling terkenal yang ada di wilayah Chazia Empire, yaitu sihir pasir Aeolian. Keajaiban pasir Aeolian yang sampai ke telinga Lord Ivejorn di antaranya bisa mengubah dimensi ruang dan waktu, serta membuat kehidupan seseorang menjadi kekal abadi. Lord Ivejorn mengetahui tentang rahasia pasir Aeolian dari sahabatnya Lord Legano yang begitu mempercayai persahabatan mereka. Lord Ivejorn sangat tertarik untuk memiliki dan mengetahui keajaiban Pasir Aeolian yang dimiliki oleh Chazia Empire. Namun hal tersebut tidak bisa diwujudkan oleh sembarang orang, karena hanya keturunan langsung dari Chazia Empire dan penyihir tersakti yang bisa mendapatkan dan menggunakan keajaiban pasir Aeolian. Hanya keturunan raja Chazia Empire secara langsung yang tahu asal usul pasir Aeolian. Rahasia itu sudah diwariskan secara turun temurun pada raja yang telah menduduki tahta tertinggi dalam kerajaan Chazia Empire. Suatu waktu saat usia Lord Legano menjelang remaja, terjadi sebuah wabah penyakit mematikan di hampir seluruh wilayah kekuasaan Chazia Empire. Sekutu Chazia Empire tidak ada yang berani memasuki kawasan wilayah kerajaan Chazia Empire karena khawatir terkena dampak dari wabah penyakit mematikan tersebut. Termasuk Kingdom of Sholleora tidak bisa mengirimkan bala bantuan secara langsung. Bala bantuan hanya bisa diterima di wilayah perbatasan. Tidak ada satupun orang sekalipun itu penguasa dari kerajaan manapun yang diperbolehkan memasuki wilayah kekuasaan kerajaan Chazia Empire. Wabah penyakit tersebut berlangsung selama bertahun-tahun lamanya. Sihir yang dimiliki oleh Chazia Empire tidak mampu melawan wabah penyakit yang semakin merajalela. Proses penularannya sangat cepat dan sekejap mata bisa membunuh siapapun orang yang tertular wabah penyakit mematikan tersebut. Hingga suatu hari orang tua Lord Legano meninggal dunia secara mendadak akibat wabah penyakit yang menyerang sebagian besar wilayah kerajaan Chazia Empire. Lord Legano pun diangkat menjadi raja oleh penasehat kerajaan yang masih bertahan hidup dan menikah dengan putri tunggal salah satu penyihir tersakti yang dimiliki Chazia Empire di usianya yang baru menjelang 20 tahun melalui perjodohan sakral. Dibantu oleh sihir yang dimiliki oleh Ratu Occelate perlahan Lord Legano mampu menanggulangi penularan penyakit mematikan tersebut. Sihir milik Ratu Occelate bisa bekerja dengan baik berkat ketulusan yang dimiliki oleh Lord Legano dalam menyelamatkan nyawa rakyat dan kerajaannya. Merasa kagum pada kepemimpinan Lord Legano yang terbilang masih sangat muda dalam memimpin sebuah kerajaan besar, membuat Raja dari Kingdom of Shelloria yang saat itu adalah ayah dari Lord Ivejorn menghadiahkan sebagian wilayah Kingdom of Sholleria ke tangan Lord Legano. Hal itu yang membuat bibit iri dan dengki dalam hati Lord Ivejorn mulai timbul. Terlebih ketika sang ayah terus-terusan memuji dan menyanjung orang lain daripada putranya sendiri. Rasa iri itu berubah menjadi benci ketika Lord Legano mampu mengakhiri wabah panjang hanya dalam waktu hitungan bulan. Lord Legano tidak hanya dipuja oleh rakyatnya tetapi juga oleh raja-raja dari seantero negeri. Di ujung rasa bencinya Lord Ivejorn mengambil jalan singkat. Dia bersekutu dengan iblis keji yang mampu menjelma menjadi seekor naga yang besar dan menyeramkan. Semburan apinya bisa membakar lima desa sekaligus, sedangkan ekornya bisa meratakan kota dengan tanah hanya dengan sekali hentakan. Lord Ivejorn menghimpun kekuatan dan pengikut ajaran sesat yang ditawarkan oleh iblis naga. Setelah merasa memiliki kekuatan dan pengikut yang cukup, Lord Ivejorn mulai menyusun strategi untuk melakukan penyerangan senyap pada Chazia Empire. Lord Ivejorn mendatangi Lord Legano secara diam-diam, lalu menghasut raja Chazia Empire tersebut dengan mengatasnamakan persahabatan mereka demi mendapatkan pasir Aeolian. “Kumohon, sekali ini saja kau mau membantuku, Lord Legano. Aku sangat membutuhkan pasir itu demi kelangsungan hidupku. Bila aku tidak mendapatkan pasir itu sampai matahari terbit nanti, maka iblis naga itu akan mencabut kepalaku,” ujar Lord Ivejorn saat memohon agar diberikan pasir Aeolian. “Demi Tuhan, aku tidak bisa melakukan itu kawanku. Harus melalui upacara sakral dulu apabila ingin mengeluarkan cangkir berisi pasir Aeolian itu.” “Kalau begitu, tolong tunjukkan di mana cangkir berisi pasir Aeolian itu disimpan.” “Cangkir tersebut berada di bawah singgasana raja di istana utama.” “Mari kita ke sana sekarang juga.” “Kau hendak melakukan apa di dalam istana utama tengah malam seperti ini? Penjaga pasti akan curiga sekalipun itu aku turut serta bersamamu, Lord Ivejorn.” “Kita bisa menyusup. Bukankah kau pernah mengatakan bahwa ada pintu rahasia menuju istana utama yang hanya diketahui oleh raja dan penasehat kerajaan?” “Ta-tapi…” Lord Ivejorn tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Dia menyeret Lord Legano menuju lokasi pintu rahasia tersebut berada. Pintu tersebut berada di dalam istana khusus raja dan ratu untuk bermeditasi dan melakukan proses reproduksi. Istana tersebut tidak terlalu dijaga ketat atas permintaan ratu sendiri, karena istana tersebut jarang dilalui banyak orang dan tidak diperkenankan digunakan untuk kepentingan apa pun selain untuk proses meditasi dan reproduksi raja dan ratu. Pintu rahasia itu menyerupai lorong panjang yang berada di bawah tanah dan tembus hingga belakang singgasana raja yang ada di istana utama Chazia Empire. “Katakan padaku, di mana letak tepatnya cangkir berisi pasir Aeolian itu, Lord Legano!” Lord Ivejorn sudah menarik pedang dan meletakkan ujungnya di leher dekat urat nadi Lord Legano. “Kau sedang mengancamku, Lord Ivejorn?” “Cepat katakan! Di mana cangkir pasir Aeolian! Atau ujung pedang beracun ini akan mencabut nyawamu, Lord Legano!” Lord Ivejorn semakin mendekatkan ujung pedang pada kulit leher Lord Legano. Merasa terdesak dan tidak punya pilihan lain, Lord Legano mengangkat singgasana raja setelah mengucapkan mantra-mantra sakti yang memberikannya kekuatan untuk mengangkat benda seberat hampir satu ton itu. “Terima kasih, Lord Legano. Kau memang sahabat terbaikku,” ujar Lord Ivejorn, kemudian menghilang secara tiba-tiba. Lord Legano terduduk lesu di bawah singgasananya. Setelah merenung sejenak, diapun memutuskan kembali ke istana pribadinya untuk menenangkan diri. Keesokannya Lord Legano menyampaikan soal kedatangan Lord Ivejorn serta perbuatannya mengambil paksa pasir Aeolian pada Ratu Occelate. “Paduka raja boleh merasa tenang. Karena tidak semua orang bisa menggunakan keajaiban pasir Aeolian. Meski Lord Ivejorn mendapatkan cangkir berisi pasir tersebut, dia tidak tahu mantra apa yang bisa digunakan untuk memunculkan keajaiban pasir Aeolian. Hanya raja dan satu keturunan langsung dari raja yang berkuasa, yang bisa mengeluarkan mantra sihir untuk menggunakan manfaat pasir Aeolian,” jelas Sang ratu yang terkenal tenang dan bijak tersebut. “Benarkah itu, Ratuku? Jadi hanya aku dan salah satu penerusku saja yang bisa menggunakan keajaiban pasir itu?” “Iya, Raja. Hanya kau dan salah satu keturunanmu saja.” “Kita memiliki dua putri kembar. Menurutmu putri siapa yang paling tepat untuk mendapatkan mantra sihir itu, Ratu?” “Lebih baik kita bertapa dulu dan meminta petunjuk pada dewa untuk menentukan putri mana yang paling tepat menerima anugerah sihir itu.” “Baiklah, Ratu. Aku akan mengikuti saranmu.” Akhirnya Lord Legano dan Ratu Occelate mempersiapkan diri untuk melakukan pertapaan khusus di Gunung Adamuth. Mereka menyamar menjadi rakyat biasa dan hanya didampingi oleh dua pengawal pribadi. Pertapaan pun berlangsung selama kurang lebih enam puluh hari. *** Enam puluh hari kemudian Lord Legano dan Ratu Occelate selesai melakukan pertapaan. Keduanya pun segera kembali ke istana. Malam harinya Lord Legano mendapatkan mimpi dan bisikan lirih. Beberapa kali suara yang ada di dalam mimpinya itu menyebutkan nama Princess Lyra tanpa alasan. Mimpi yang sama berlangsung selama tiga hari berturut-turut. Lord Legano menyampaikan mimpi tersebut pada Ratu Occelate. “Mungkin itu jawaban dari hasil pertapaanmu, paduka raja.” “Jadi aku harus memilih Princess Lyra? Dia seorang perempuan, mana bisa dia menjadi seorang raja yang tangguh, ratuku?” tanya Lord Legano dalam resahnya. “Kau tenang saja, paduka raja. Aku akan membuat putri kita itu menjadi seorang putri yang tangguh dan layak untuk menjadi penerusmu.” “Apa kau yakin, ratuku? Bagaimana dengan penasehat kerajaan dan para sekutu kerajaan kita? Apa mereka kelak bisa menerima keputusanku ini?” “Maka dari itu, kita perlu mempersiapkan Princess Lyra terlebih dahulu. Apa yang dulu kau dapatkan dari ayahmu segera berikan pada Princess Lyra. Ilmu, pendidikan, senjata dan yang lainnya.” “Apa Princess Lyra bisa melewati semua hal yang pernah aku lalui dulu, saat mendiang ayahku mempersiapkan diriku menjadi seorang calon penerus tahta kerajaan?” “Dia putrimu yang bisa diandalkan. Berikanlah padanya kepercayaan besar. Niscaya kau tidak akan pernah menyesal, Paduka Raja.” Lord Legano bisa bernapas lega. Akhirnya secara diam-diam dia mulai melakukan persiapan pada diri Princess Lyra. Meski usia putri mahkota itu baru sepuluh tahun, tetapi Lord Legano cukup yakin bahwa Princess Lyra mampu melewati semua pelatihan dan ujian yang akan diberikan pada gadis itu. ~~~ ^vee^
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN