Alicya masuk ke sebuah ruangan di mana suaminya menerima perawatan intensif, Sean terbujur tak berdaya di atas ranjang, hanya ada beberapa selang bantuan pernafasan yang membuat detak jantungnya terdengar sangat normal, Alicya menitikkan air mata, berusaha tidak menangis di depan Sean. Namun, ia tak sanggup menahan air matanya melihat suaminya yang dulunya sehat dan bugar, sekarang malah terbaring lemah tak berdaya. Alicya menyeka air matanya, lalu mengikis jarak antara dirinya dan suaminya, ia duduk di sebelah ranjang pasien, menatap wajah Sean dengan seksama, pria ini meskipun terbaring lemah tak berdaya. Namun, wajahnya tetap menunjukkan ketampanan. Sangat tampan. "Sean, aku di sini, aku merindukanmu, aku menyayangimu, juga—" Alicya menghentikan kalimatnya dengan helaan nafas, "Menci

