Kota Peradaban (Part 2)

1159 Kata

Bona masih menjadi tour guide untuk Erlangga. Dari distrik dagang, mereka masuk ke area pemukiman. Ada banyak sekali bangunan baik permanen maupun semi permanen. Tiap rumah memiliki desain tersendiri. Ada yang bergaya Eropa, bergaya rumah panggung, hingga bergaya gubuk reyot. Berbagai hiasan ditempel di rumah-rumah tersebut. Ada yang normal seperti tiang bendera dan atap lumut. Ada juga yang kurang normal seperti salib raksasa menjulang di atas atap. Atau kepala Buto Ijo menggantung di dinding. Seolah pemiliknya ingin memasang dekorasi untuk menambah estetika rumahnya, tapi cuma itu item yang mereka miliki. “Kacau ya Bang,” komentar Erlangga. “Kalau yang kayak gitu itu penginapan.” Bona menunjuk gedung yang sangat besar, seperti rumah susun. “Aku juga ngontrak di situ, soalnya kalau ban

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN