Bona (Part 2)

1417 Kata

Erlangga dan Bona istirahat di bawah pohon. Mereka duduk santai menikmati rindangnya kanopi hutan. Perut Erlangga bergejolak. Ia buru-buru membuka Inventory untuk mengeluarkan makanan favoritnya. Bona melihatnya. “Ih, Mas! Daging mentah kok kau makan?” protes pria itu sambil memperlihatkan ekspresi jijik. Erlangga termenung. Memangnya kenapa kalau mentah? Ah, tentu saja tidak boleh. Manusia beradab tak seharusnya makan daging mentang. Ia sudah terlanjur terbiasa memakan benda itu, hingga mungkin bagi orang yang beradab ia tampak seperti manusia primitif. “Ya mau gimana lagi Bang…” ujarnya. “Saya nggak bisa bikin api.” “Kok nggak bisa? Gampang padahal.” Bona menekan-nekan layar Inventory. Tiba-tiba muncul api unggun lengkap dengan kayu bakaran. Erlangga pun terpukau bukan main.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN