"Ma-maaf ... jangan pecat saya, Pak," ucap Adiguna mengiba. Sedangkan Ahza dan Wirda tercenung bagaikan sebuah patung, kedua alisnya mengkerut dengan mulut sedikit menganga. "Keputusan saya tidak bisa di ganggu gugat, Anda telah menyakiti kakak saya, dan kalian juga sama, sama-sama serakah!" Jari telunjuk Fatan menunjuk Ahza dan Wirda. "Kamu jangan gitu dong, kami sudah berdiskusi sebelumnya dengan kakakmu," sela Ahza membela diri, sesekali ia celingukan melihat mobil Lamborghini milik Fatan. "Ngomong-Ngomong kamu dapat uang dari mana bisa beli mobil itu?" tanya Ahza mengalihkan perhatian. Ia begitu penasaran terhadap mobil dan barang-barang mewah yang Fatan kenakan, pasalnya selama ini Fatan selalu tampil sederhana dalam bergaya. "Kamu mau tahu aku ini siapa?" Kedua alis Ahza salin

