Bab 26. Undangan

1409 Kata

"Ayah, Ibu?" aku terperangah ketika ada pesan notifikasi w******p. Satu menit kemudian, datang penelpon yang mengatasnamakan orang tuaku. Ternyata mereka semuanya adalah penipu. Meminta sejumlah uang, karena aku adalah pengusaha. Calon menantu keluarga orang kaya dari Erlangga. Kupijat pelipis yang sedikit berdenyut karena sakit. Ya Allah ... begitu berat beban yang hamba tanggung ini ya Rabb. Menjadi menantu keluarga kaya ternyata diincar banyak orang, yang ingin memanfaatkan saja. Aku lelah karena dituding numpang tenar, dari seorang pengusaha terkenal, dan sukses yang hartanya tujuh turunan takkan habis. "Sayang, kamu kenapa? Wajahmu jadi pucat begitu?" tanya Regan menghampiri. Aku lihat wanita yang bersamanya tadi sudah pergi. Aku menarik napas, memijat pelipis yang terasa sakit.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN