bab 2

506 Kata
hari ini Dinda sudah bersiap karena akan berangkat menuju ibu kota,,, dia berpamitan dengan orang tua juga adik nya, air mata menetes Dimata Dinda sang ibu yang ber wanti wanti memberi nasihat agar Dinda pandai menjaga diri, sang adik yang menangis melepas kepergian sang kaka, jangan nangis dong dek, Kaka janji deh kalo Kaka udah kerja dan udah punya uang Kaka bakalan pulang dan bawain kamu oleh-oleh begitulah bujuk nya pada sang adik.... sang adik pun melepaskan kepergian Kaka nya,,, Dinda di antar kan pak Agus ke terminal tempat dimana bus yang akan membawanya ke ibu kota berderet di sana..... sepanjang perjalanan Dinda hanya bisa melamun menatap jalanan yang baru kali ini dia lewati, terbesit rasa takut di hatinya sampai pada akhirnya Dinda tertidur pulas di dalam bus.... tanpa Dinda sadar bus yang dia tumpangi sudah berhenti di terminal tanda nya perjalan sudah selesai,,, Dinda bangun dan bergegas turun... Dinda menatap tempat dan bangunan di sekitar nya tempat yang benar benar asing dan sangat ramai,, lalu datang seorang bapa bapa yang menawarkan ojek padanya.... mau kemana neng? tanya si tukang ojek itu... bapak bisa mengantar saya ke alamat in,,. kata² nya terhenti kala Dinda sadar bahwa alamat yang pak Agus berikan tidak ada di saku celana nya... ke mana neng? tanya si tukang ojek lagi yah alamat nya hilang pak, jawab Dinda panik maaf pak saya mau nyari dulu alamat yang hilang itu, ucap Dinda kepada si tukang ojek tadi... Dinda segera pergi tanpa menunggu jawaban dari si tukang ojek... yah gimana dong kalo alamat nya gak ketemu bisa bisa aku jadi gembel di sini lalu tidur di kolong jembatan,, Dinda bicara sendiri... malam semakin larut tapi alamat itupun tak kunjung ia temukan sampai akhirnya dia bertabrakan dengan seorang laki laki yang sedang mabuk..... hei kalau jalan lihat lihat dong om, ucap Dinda kesal, Alfian pun menatap wajah Dinda begitu lekat, dan tanpa Dinda duga Alfian berani mencium dirinya... Hey kamu jangan kurang ajar ya,, ucap Dinda marah kenapa kamu marah marah sih yang, ucap Alfian sambil memeluk Dinda, aku sayang sama kamu yang kenapa kamu tega lakuin ini ke aku sih? ucap Alfian Dinda reflex mendorong tubuh Alfian sampai terjungkal ke tanah, Alfian yang dalam pengaruh alkohol tidak bisa mengendalikan pikiran nya di tambah lagi dia mengira Dinda itu adalah kekasih nya yang tadi sore ia pergoki telah berselingkuh dengan laki laki lain,, mendapat dorongan dari Dinda membuat Alfian bangkit dan segera menyeret Dinda ke dalam mobil nya, Dinda yang kalah kuat dengan Alfian hanya bisa meronta sambil menjerit meminta pertolongan tapi sayang nya di tempat kejadian sangat lah sepi dan tidak ada orang yang mendengar jeritan Dinda, air mata mulai mengalir membasahi pipi Dinda,, kini Dinda sedang di kungkung oleh tubuh kekar seorang Alfian,, tolong lepaskan aku, aku mohon tolong lepaskan aku, aku takut rintih Dinda, yang sama sekali tidak di dengar oleh Alfian, pak tolong Dinda pak Dinda takut Dinda mau pulang, batin Dinda tanpa di duga ada yang menarik Alfian ke belakang dan memberikan tinjuan yang langsung membuat Alfian meringis dan terjungkal,,
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN