Putri Api

1498 Kata
Kerajaan Api Raja Rowned marah besar, bagaimana tidak? Bayinya hilang dibawa oleh seorang asisten tabib kerajaan, seluruh pengawal dan prajurit menggeledah istana dan berpencar mencari wanita yang telah menculik anak raja. Wedni yang baru sampai istana mati ketakutan, semua orang tengah mencarinya. Peluh mengalir membasahi pelilipis Wedni, jantungnya berdebar kencang, ia sangat ketakutan. Kini, tangannya mulai bergemetaran menggendong bayi dari Kerajaan Van Water itu. Wedni bersembunyi di balik tembok dengan nafas memburu, satu langkah lagi ia berhasil masuk ke dalam kamar persalinan tadi. "Kau tak perlu takut Wedni, masuklah ke dalam kamar itu dengan santai, kau tak akan terlihat oleh satu orangpun," ucap suara yang bisa Wedni dengar, oh itu suara Empu Eyang. Wedni tahu, pasti Empu Eyang melindunginya dan tak akan tampak oleh orang lain. Lalu, Wedni melangkah dengan santai melewati prajurit yang berjaga di depannya begitu saja, ternyata benar, Empu Eyang telah membuat orang lain tak bisa melihat wujudnya. Wedni masuk ke dalam kamar itu dengan selamat, peluh keringat tetap membanjiri mukanya karena Wedni masih dihantui rasa ketakutan. Ia menghela nafas lega, sekarang ia bisa duduk di dalam kamar dengan tenang, Wedni menatap bayi di tangannya, putri Kerajaan Van Vuur itu terlelap dengan tenang, hanya pada saat perjalanan bayi itu menangis. "Huft, akhirnya aku selamat, terima kasih Yang Terhormat Empu Eyang," ucap Wedni menghela nafas lega. "Bukan aku yang membantumu, melainkan putri Van Vuur itulah yang membantu melindungimu." Wedni terkejut mendengarnya, setelah itu bayi dipangkuannya mengeliat pelan dan terseyum. "Hamba berterima kasih Yang Mulia Putri Air," hormat Wedni menundukkan kepalanya. "WEDNI!" teriak seseorang yang mengejutkan Wedni. "Kemana saja kau, Wedni? Semua orang panik karena kau menghilang bersama bayi Permaisuri Raqia," ungkap Tabib Nori geram. "Ampunkan hamba, Tabib Nori, hamba hanya melindungi bayi ini karena tadi ada penyusup yang hendak menculiknya," jawab Wedni terpaksa berbohong, jika semua orang tahu ia telah menukar bayi itu, Wedni tak bisa membayangkan betapa murkanya Raja Rowned, nyawanya pasti berada di ujung tanduk. "Benarkah begitu, Wedni?" "Hamba telah berkata yang sebenarnya, Nyonya," jawab Wedni. "Ya sudah, bawa pangeran kepada Permaisuri Raqia, aku akan memberitahukan kepada Raja Rowned jika bayinya telah ditemukan." "Mohon ampun Tabib Nori, bayi Permaisuri Raqia berjenis perempuan, bukan laki-laki, sepertinya Nyonya salah melihat!" "Tidak mungkin, aku tak akan salah, bayi Permaisuri laki-laki." "Ini buktinya Tabib Nori, bayi ini seorang putri." Lama terdiam, Tabib Nori memeriksa bayi itu, bedongan yang dipakainya sama persis dengan yang tadi ia pakaikan, apa mungkin Tabib Nori memang salah? "Segera bawa bayi itu ke hadapan Permaisuri Raqia!" suruh Tabib Nori yang masih dilanda kebingungan. "Baik, Nyonya!" *** "Apakah benar, jika ada penyusup yang datang ingin menculik bayiku?" tanya Raja Rowned menatap tajam Wedni. "Be-benar Yang Mulia, hamba mencoba melindungi sang Tuan Putri semampu hamba," jawab Wedni menunduk, ia tak akan menatap mata Raja, karena Raja Rowned bisa mengetahui jika ia tengah berbohong melalui tatapannya. "Tuan Sarkas urus tunjangan hidup Nyonya Wedni tujuh turunan, setelah itu berikan kepadanya emas dan berlian dari kerajaan," ucap Raja Rowned memperintahkan Tuan Sarkas, yang merupakan tangan kanan raja. "Baik, Yang Mulia!" Wedni terkejut mendengarnya, untuk apa ia diberikan tunjangan hidup? "Terimalah semua itu dari kerajaan sebagai imbalan karena kau telah menyelamatkan putriku," jelas Raja Rowned menjawab keheranan Wedni. "Mohon ampun Yang Mulia, apakah hamba pantas menerima itu semua, Yang Mulia? Melindungi Tuan Putri sudah menjadi tugas hamba, Yang Mulia!" "Aku tak menerima penolakan, sekarang kau bisa pergi meninggalkan ruangan ini," tegas Raja Rowned. "Ba-baik Yang Mulia, hamba berterima kasih Yang Mulia," ucap Wedni sebelum meninggalkan ruangan raja. Wedni tak menyangka Raja Rowned sampai memberikan imbalan kepadanya yang tak melakukan apa-apa, bahkan ia sudah terlibat dalam misi menukar bayi dua kerajaan. Sungguh banyaknya dosa Wedni, setelah ini ia berniat akan mandi di Sungai Weta, sungai untuk menghapus dosa. Eh, tapi Wedni melakukan semua ini untuk kebaikan. ______________________________ Hari ini adalah hari kebahagiaan Kerajaan Van Vuur, karena permaisuri mereka berhasil melahirkan bayi perempuan untuk raja, seorang putri satu-satunya dalam kerajaan. Raja Rowned mengadakan pesta besar-besaran untuk penyambutan kepada putrinya yang baru saja lahir satu hari yang lalu. Semarak kembang api dinyalakan, bunyi petasan yang bersahut-sahutan meramaikan suasana. Bor yang berjejer rapi di setiap lorong bercahaya indah, memang acara ini diadakan pada malam hari. Para tamu kerajaan berdatangan, para tamu itu dari kerajaan lain, semua kerajaan diundang oleh Raja Rowned, kecuali Kerajaan Van Water tentunya. Acara sambutan telah berjalan, dan kini acara persembahan putri kerajaan yang akan menjadi Putri Mahkota. Raja Rowned mengangkat bayi itu dengan kedua tangannya ke atas, memberitahukan kepada semua orang jika Putri kerajaan Van Vuur telah hadir. "Princess Pricillia Xeory Van Vuur!" teriak Raja Rowned memberikan nama kepada putrinya, tepuk tangan meriah langsung menggema di aula. Lalu Raja Rowned memberikan bayinya kepada Permaisuri Raqia untuk menggendong sang putri. Raja Rowned maju satu langkah ke depan menghidupkan api unggun dengan tangannya yang langsung menyala dengan besar. Para tamu menatap takjub, karena kekuatan Raja Rowned memang sangat besar, api unggun itu sebagai simbol dari kekuatan Raja Api, jika ia berhasil menyalakan api unggun kerajaan maka ia berhak menjadi raja. Tentunya Raja Rowned mampu melakukannya, bahkan sebelum dinobatkan sebagai raja, Raja Rowned sudah bisa menyalakan api unggun itu. Setelah itu, Raja Rowned berbalik ke belakang, ia memotong beberapa helai rambut putrinya dengan menggunakan jarinya saja. Lalu Raja Rowned meletakkan rambut putrinya itu ke dalam api yang menyala besar. Brusshh Semua orang terkejut melihat apa yang terjadi, begitu juga dengan Raja Rowned yang melotot tak percaya. Bagaimana mungkin beberapa helai rambut putrinya mampu memadamkan api sebesar itu, bahkan api unggun yang tadi sangat besar langsung lenyap tak tersisa. Apa yang telah terjadi? Raja Rowned bertanya-tanya di dalam hati. Permaisuri Raqia juga tak kalah terkejut, sekarang bayinya itu tengah menangis kencang, lagi-lagi Permaisuri Raqia terkejut merasakan badan putrinya basah, dan matanya melihat air bercucuran dari badan bayinya. "Raja Rowned, apa yang terjadi pada putrimu?" tanya seorang raja dari Kerajaan Ran Vuur. Semua tamu yang datang adalah raja dan ratu negara Vuurland. Sebuah dataran yang memiliki 56 kerajaan api. Dan Kerajaan Van Vuur adalah kerajaan nomor satu yang paling besar dari 55 kerajaan lainnya. "Bagaimana bisa bayimu memadamkan api yang begitu besar?" "Apakah ada kekuatan lain dari bayi itu?" "Raja Rowned bayimu bisa membahayakan Vuurland, dia pasti bisa memadamkan semua api di negara ini." "Itu tidak boleh terjadi, Raja Rowned harus membuang bayinya." "Setuju, jika tidak kita pasti berbahaya." "DIAM SEMUANYA!" teriak Raja Rowned berang, ia sangat marah bayinya dituduh seperti itu. Semua tamu terdiam tak berani bersuara karena jika Raja Rowned sudah murka, siapa saja akan menciut seketika. Aura dari wajahnya saja bisa membuat orang lain panas dingin ketakutan. Raja Rowned sebenarnya juga heran, apa yang terjadi dengan putrinya itu. Lalu tiba-tiba cahaya masuk di tengah-tengah Aula. Cahayanya yang terang membuat semua mata menyeringit melihatnya. Cahaya itu hilang, dan seseorang muncul dari balik cahaya itu. Semua orang yang berada di aula langsung berlutut melihat siapa yang datang. Semua orang tanpa terkecuali, bahkan ada yang terkejut menyadari seseorang itu yang datang hampir terjengkang ke belakang. "SELURUH KEHORMATAN TERUNTUK EMPU EYANG!" ucap semua orang yang ada di sana menunduk hormat. Empu Eyang hanya mengangguk menerima salam dari semuanya, ia berjalan mendekati bayi yang ada di tangan Permaisuri Raqia. Empu Eyang mengambil alih bayi itu ke tangannya, ia dapat merasakan badan bayi itu basah, dalam hati Empu Eyang takjub, ternyata bayi yang berasal dari kerajaan Van Water itu mempunyai kekuatan yang sangat besar. Empu Eyang mengusap bagian atas kepala bayi itu hingga ujung kakinya, ia memberikan kekuatan api kepada putri itu untuk menutupi kebingungan semua orang, ia terpaksa menutup kekuatan asli dari putri itu dahulu. "Sekarang kau akan menjadi Putri Api seutuhnya, tapi 17 tahun setelah itu, kau akan mendapatkan kekuatan asli kau kembali, bahkan kekuatan itu sangat besar," ucap Empu Eyang kepada bayi itu tanpa terdengar oleh satu orangpun. "Bayi ini adalah seorang Putri Api dengan kekuatan yang sangat besar, bahkan kekuatannya lebih besar daripada Raja Rowned!" Semua orang terkejut mendengar peruturan Empu Eyang. Raja Rowned masih tak percaya, ternyata ia memiliki putri yang sangat luar biasa. Lalu Empu Eyang membawa bayi itu ke dekat sumbu api unggun tadi, Empu Eyang mendekatkan telapak tangan Putri Api ke sumbu itu. Api langsung menyala dengan besar, bahkan berkali-kali lipat lebih besar daripada api yang dihidupkan oleh Raja Rowned. Semua orang berdecak kagum, masih bayi saja putri Kerajaan Van Vuur itu dapat menyalakan api yang sangat besar, bagaimana jika bayi itu sudah besar? Raja Rowned tersenyum bangga, ia menatap penuh kagum kepada bayinya itu, sungguh luar biasa. "Aku angkat Putri ini menjadi PUTRI API VUURLAND!" ucap Empu Eyang mengangkat bayi itu ke atas. Semua orang langsung menunduk hormat kepada bayi itu. Putri itu mendapatkan derajat yang lebih tinggi daripada mereka semua, karena dia telah diangkat menjadi Putri Api Vuurland oleh Empu Eyang sendiri, yang artinya Putri dari seluruh kerajaan Api. "Selamat Raja Rowned, bayi kau akan menambah cahaya dan kehangatan di kerajaan ini," ucap Empu Eyang menyerahkan Putri Api itu kepada Raja Rowned. "Terima kasih, Yang Terhormat Empu Eyang," jawab Raja Rowned menundukkan kepalanya. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN