Bab XVIII

2710 Kata

“Aku cinta kamu, Nyonya Valdi.” Bersamaan saat gue selesai mengatakannya, Eva tersentak kaget dan mengaduh karena jarinya yang tertusuk jarum. Dengan sigap gue langsung menarik Eva dan membawanya ke wastafel. Gue membersihkan luka Eva dengan air mengalir. “Sakit nggak, Va? Astaga, kok sampe luka, sih? Perih, nggak?” Gue mulai panik. “Enggak, kok. Udah, Val. Lukanya kecil doang, udah bersih ini,” kata Eva yang membuat gue mendelik sebal. “Kamu tuh, luka sekecil apa pun bisa aja jadi infeksi. Hati-hati makanya.” “Astaga, perasaan yang dokter aku, deh. Lagian aku luka kan gara-gara kamu,” sungutnya sambil mendongak melihat gue. “Lho, kok jadi gara-gara aku? Perasaan dari tadi aku anteng-anteng aja.” “Iya badan kamu anteng, mulut kamu tuh yang nggak anteng. Ngomongnya aneh-aneh,” sahut

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN