Bab 6. Pink Diamond Ring

1011 Kata
Tiba-tiba telepon di meja Drake berbunyi. Drake juga langsung mengangkatnya selagi matanya terfokus pada layar komputernya. Sengaja ia menekan dial dan meloudspeaker telepon itu agar tangannya bisa tetap mengetik. “Ya?”  ‘Drake, seorang wanita bernama Adelle Cameron meminta untuk bertemu dengan Tuan Christian. Apakah ada janji temu sebelumnya?’ Christian sontak menoleh lengkap dengan senyuman yang Drake tahu itu senyuman paling berengsek yang pernah dia lihat. Tentu saja Adelle akan mencarinya. Drake berdiri dan mengambil jas dari tiang gantungan sambil menunjuk Christian dengan kesal. “Aku akan turun ke bawah.” Ucapnya sebelum ia melesat keluar dari ruangan.  Christian sendiri tidak memindahkan bokongnya dari sofa dan sengaja menunggu tamu istimewanya hari ini disana. Setelah beberapa menit menunggu, pintu ruang kerjanya terbuka dan terdengarlah suara langkah kaki yang terdengar cukup banyak masuk ke dalam ruangannya.  “Silahkan masuk, Miss Cameron.” Kata Drake sopan sekali.  Adelle pun masuk dan menyaksikan Christian yang tengah merokok itu menunggunya di sana. Mulutnya masam sekali saat tahu fakta bahwa Christian tahu aibnya ketika di rumah. Sengaja ia menaikkan dagunya hari ini agar tidak menunduk malu dan sembunyi di lubang tikus. “Selamat datang, Miss Cameron. Apakah tidurmu nyenyak?” Christian menyapa dengan sepaket senyuman penuh karismatiknya.  Demi apapun juga Sullvian jengkel sekali sampai Alden menahan lengannya agar tidak langsung menghajarnya detik itu juga. Adelle sendiri masih berdiri karena tidak berselera duduk berunding dengan Christian. Tapi lagi-lagi perlakuan Christian yang meraih dan mencium tangannya membuat Adelle berjengit tidak nyaman.  “Silahkan duduk, Miss Cameron.” Adelle pun akhirnya duduk dan membiarkan ketiga sahabatnya tetap berdiri mengawasi dari belakang.  “Aku kemari untuk mendengar pembelaan Anda setelah memaksa masuk ke dalam kamarku dan melakukan sesuatu padaku di saat aku sedang tidur. Asal Anda tahu saja, Tuan Muda North, Cameron Manor yang kau masuki itu bukan kediaman pribadi Anda.” Kata Adelle tidak ada niatan sama sekali untuk bertele-tele. Christian tersenyum dan sedikit tidak enak juga dengan tindakannya yang kurang sopan. “Maafkan atas perilaku yang kurang sopan ini, Miss Cameron. Pagi tadi, aku datang berkunjung untuk bertemu dengan Anda tapi ternyata Anda masih tidur. Karena aku tidak percaya, aku terpaksa merangsek masuk dan melihat Anda sungguhan masih tidur.”  Drake memutar matanya malas mendengar alasan kekanak-kanakan Christian. Tapi dia tetap berdiri di sudut agar tidak mengganggu perbincangan serius Adelle dengan Christian. Adelle sendiri menggeleng pelan dan menyentuh keningnya sejenak. “Hanya karena pelayanku berkata aku sedang tidur dan Anda tidak percaya, Anda memaksa masuk ke dalam rumah untuk menyaksikan apakah aku sungguhan tidur atau hanya berpura-pura? Apakah Anda pernah diajari tata krama dalam bertamu, Tuan Muda North? Aku rasa pelajaran ini seharusnya sudah diajarkan oleh orang tua sejak umur 3 tahun.” Kata Adelle menusuk sekali.  Drake sampai melipat bibirnya ke dalam karena perkataan pedas Adelle ketika sedang emosi juga fakta menariknya. Tapi matanya juga tidak suka saat melihat ketiga anak buah yang dibawa Adelle itu tersenyum merendahkan sekali. Christian tersenyum saja dan menyalakan kembali rokoknya.  “Aku tidak percaya dengan perkataan pelayan-pelayan bangsawan, Miss Cameron. Aku datang untuk memberi Anda sesuatu.”  Drake juga tanpa diperintah langsung membawakan satu kotak hitam di atas meja kerja Christian dan membawanya ke meja tamu. Adelle sungguh tidak ingin berlama-lama berbincang dengan Christian karena jelas sekali pria itu punya sesuatu yang dia inginkan darinya. Tapi begitu kotak hitam itu dibuka, leher Adelle sontak meninggi dan kedua alisnya langsung lemas. Dan tentunya ekspresi Adelle tidak luput dari tatapan Christian. “Aku memberi hadiah ini sebagai permintaan pertemanan dengan Anda, Miss Cameron. Tapi karena aku tidak mungkin menyerahkan hadiah penting ini pada pelayan di rumah Anda, maka aku harus memastikan perkataan pelayan itu benar.”  Mata Adelle seperti terkena cahaya magic saat manik obsidian merahnya itu menatap satu set perhiasan incarannya saat di pasar lelang semalam. “Permintaan pertemanan diterima.”  Baik Drake, Dale dan Alden, mereka bertiga menoleh otomatis ke arah Adelle karena terkejut dengan jawaban cepatnya itu. Sedangkan Sullvian mendengus kesal karena Christian bisa dengan mudah tahu kelemahan Adelle.  Pria berengsek itu rupanya cukup handal sampai menyuap Adelle dengan barang antik hasil pelelangan semalam. Dan hanya segelintir yang tahu jika Adelle sebenarnya mudah dibujuk. Tapi karena orang-orang selalu kalah debat dengan Adelle, mereka tidak berkesempatan untuk melakukan hal seperti ini padanya.  “Tapi aku belum memaafkan tindakan Anda yang kurang sopan pagi ini, Tuan North.” Christian tersenyum semenawan mungkin dan mendorong kotak perhiasan itu sedikit ke arah Adelle.  “Aku meminta maaf dengan jasaku semalam yang telah melindungi Anda dari Barley Burton.” Mata Adelle langsung berkilat tidak senang. Ia sendiri lupa semalam Christian menyelamatkannya. Ia terlalu bersenang-senang karena berhasil memeras harta Barley sampai lupa diri. Dan ia juga tidak menyangka pria bermata biru jernih itu memanfaatkan lidahnya yang cakap itu untuk menundukkannya.  “Tapi tindakan Anda telah mengusik Nyonya kami.” Kata Sullvian yang sayangnya perkataan itu langsung tertahan setelah Adelle menginterupsinya untuk diam sebentar.  “Aku menginginkan cincin berlian merah muda sebagai permohonan maaf Anda untuk ketidaksopanan Anda pagi tadi.” Kata Adelle tidak tanggung-tanggung memeras Christian. ‘Rubah picik ini….’ Batin Drake yang langsung menggeleng pelan pada Christian untuk tidak memberikannya pada Adelle.  Pink Diamond Ring setara mahalnya dengan satu set perhiasan berlian di atas meja. Sepertinya wanita ini tahu semua perhiasan mahal dan siapa saja pemiliknya. Drake sungguh khawatir sekali saat ini karena pekerjaannya di perusahaan Grayford ini mulai terancam di PHK.  Jika Christian gulung tikar karena bangkrut, Drake sudah pasti akan menyalahkan Adelle nantinya. Memang sekali rubah, tetap saja rubah. The Greedy Fox? Hanya Adelle yang menguasai julukan itu sendiri.  Sullvian memutar matanya malas. Percuma saja mereka bertiga datang menemui Christian jika pada akhirnya berakhir damai setelah disuap. Ekspresi Christian tampak sedang berpikir dan itu membuat matanya memicing tajam.  ‘Kau mungkin tahu kelemahanku, Christian. Tapi apa kau siap membayar mahal untuk itu?’ Batin Adelle tidak ingin jatuh dan sengsara tanpa memiliki tali untuk berpegangan. Tapi melihat senyuman simpul di bibir Christian, Adelle lega sekali.  “Aku akan berikan. Tapi aku tidak membawanya kemari. Malam ini aku bisa mengantarkannya ke kediaman Anda, Miss Cameron. Tapi jika Anda mengizinkan aku untuk berkunjung lagi tentunya.” 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN