Bagian 02

1291 Kata
"Sulit memang mencintai orang yang di sukai banyak orang." -Jevarra Abighail Shazad Jevarra menyusuri koridor sekolah yang semakin ramai karena jam istirahat baru saja tiba. Ia ingin kembali ke kelas nya untuk menemui para teman temannya. "Oi! Jeva, dari mana lo?" tanya Gave saat melihat Jevarra. "Dari UKS gue." jawab Jevarra terdengar masih lemas. "Lho kok UKS sih bukan nya tadi lo di hukum di lapangan?" kini El yang menanya. "Itu udah tau pake nanya lagi lo." ujar Jevarra. Gadis dengan rambut di kuncir itu mengernyitkan dahinya, "Seriusan Jev? wajah lo pucet banget." ucap Gave. "Iya tadi pas lagi ngejalanin hukuman gue pingsan ter-- " belum Jevarra melanjutkan ucapan nya tapi El sudah memotong nya. "PINGSAN???? Jevarra lo gapapa kan? aduh Jevarra mending lo istirahat di UKS aja ya." teriak El  dengan nada khawatir nya ditambah suara cempreng nya yang membuat kedua sahabat nya itu menutup kuping, untung saja kelas hanya mereka bertiga karena yang lain sudah memenuhi kantin. Gaveska Mikey Aglorie atau yang biasa di sapa Gave itu melirik kesal kearah El. "El! suara lo please, di kondisiin." "Tau nih, gila lo." ucap Jevarra sambil menggelengkan kepalanya. "Ya maaf, gue kan khawatir sama lo, Jevaa!" "Yaudah, mending kita ke kantin yuk! nanti gue ceritain di kantin aja lah, keburu bel bunyi nanti." ucap Jevarra menarik kedua sahabat nya itu menuju kantin. Kelas nya tak jauh dari kantin hanya harus melewati empat kelas dan toilet mereka sudah sampai di kantin. Saat sampai di kantin, mereka mengedarkan pandangannya ke seluruh kantin dan ia menduduki kursi yang telah disediakan untuk para siswa. "Mau pesen apa? " tanya El. "Apa aja deh samain kek lo." ucap Jevarra, bingung. "Iya gue juga sama." ikut Gave. Akhirnya El pergi dari mereka dan langsung memesan makanan. Tak lama dari itu El pun kembali dengan nampan besar di tangan nya yang berisi 3 mangkok baso dan 3 gelas es teh. "Nih." "Makasih El ku Samyang." ucap Jevarra. "Hah? SAMYANG? JADI MOOD MAKAN SAMYANG GUE!" teriak El yang menarik perhatian seluruh kantin. Gaveska dan Jevarra pun hanya menunduk malu akan tingkah El yang membuat semua mata siswa tertuju pada mereka. Melihat itu pun El mengernyitkan dahinya. "Kok kalian nunduk si?" "Lo bikin malu tau gak? Aduh! untung sahabat gue lo." kesal Gave. "Hehe peace! " El melanjutkan makan bakso nya bersama kedua sahabatnya itu, mereka bukan hanya baru sebulan dua bulan bersahabat tetapi dari SMP saat menduduki kelas 7. "Btw,tadi lo pingsan Jev? kenapa?" tanya Gave di sela sela makan nya. "Iya, gatau tadi gue pusing aja gitu, terus lo tau gaaa siapa yang nolongin gue?" Jevarra menjawab dengan serius pertanyaan Gaveska. "Gue tau!" ucap El santai sambil memakan bakso nya. Gaveska menatap El dengan antusias, "Siapa siapa??" "Mang dadang kan satpam sekolah kita?" jawab nya tanpa dosa. "Serius Jeva?" tanya Gave yang menganggap pernyataan dari El itu benar. Dan membuat Jevarra menepuk jidat nya. "Loh kenapa, di kantin banyak nyamuk ya " Tanya El lagi dengan polos nya. "Gue punya sahabat ngapa jadi oon banget ya?" ucap Gaveska kesal. "Haduh, parah lo Gave. Masa ngatain oon di depan nya sih?" El masih asik dengan bakso nya. "Rehuel Abrielle Varsha!" teriak Jevarra dan Gaveska secara bersamaan. "Ada yang salah sama gue?" tanya El menghentikan kegiatan makan bakso nya. "Gada yg salah sama lo, yang salah tuh otak Lo!" Geram Gaveska. "Ihhh ko gitu?" tanya El lalu melanjutkan makanan nya. "Btw Jev, siapa yang nolongin lo?" ucap Gaveska serius. "Gue ta- " baru El ingin melanjutkan ucapan nya namun di potong oleh Gave. "Stop El ku sayang, gue lagi serius." geram Gave sambil tersenyum paksa pada El. Jevarra dan Gave hanya menggeleng geleng kan kepalanya melihat tingkah sahabatnya itu. "Madhava." "UHUK UHUK!" Gaveska dan El tersedak dan langsung mengambil es teh nya untuk di minum. "Madhava Shankara Mahanta? Serius? Yang lo suka itu?" Tanya Gaveska dengan wajah yang masih terkejut. "Madhava yang jadi most wanted di sekolah kita itu?" tanya El. "Madhava yang digilai hampir semua siswi di sekolah kita? " tanya Gave lagi. "Madhava yang dingin, cuek, susah senyum itu?" tanya El lagi. "Ck, sulit memang mencintai orang yang di sukai banyak orang." decak Jevarra melihat ke arah luar kantin. "Bukan bukan gitu maksudnya, Jeva." ucap Gave. "Iya kita ga nyangka aja gitu, secara dia kan orang dingin gitu cuek." ujar El. "Awal nya juga gue ga nyangka aja bakal ditolongin sama orang yang gue sayang." kata Jevarra sambil menyeruput es teh nya. "Wah ini bakal jadi hari bersejarah dalam hidup Jevarra! kapan lagi kan deket sama Madhava, di gendong pula. Duh pasti banyak yang iri nih!" ucap El santai. "Banget banget banget." jawab Jevarra. "Hahaha, yaudah ke kelas yuk?" ajak Jevarra. "Yuk! yuk!" Dan mereka pun melenggang pergi meninggalkan kantin, saat menuju ke kelas ia melihat Madhava sedang bermain basket yang membuat Jevarra  susah untuk memalingkan wajahnya dari pesona cowok itu. Bagaimana tidak, Madhava  terlihat 2 kali lipat lebih tampan dengan kaos basket nya dan rambut basah nya yang sudah teracak acak oleh keringat. Banyak siswi yang memandang Madhava dengan tatapan seperti ingin menyantap makanan dan tak sedikit juga Jevarra mendengar bisik bisik para siswi tentang Madhava. "Aduh! Madhava ganteng banget sih?" "Madhava punya gue!" "Kak Madhava tambah ganteng ya?" "Calon Imam gue ganteng banget ya!" Mungkin begitu lah bisik bisik para siswi. Lalu Jevarra bersama kedua sahabat nya itu duduk di depan kelas sambil melihat ke arah lapangan kebetulan bel masih 15 menit lagi untuk berbunyi jadi ia ada kesempatan untuk melihat Madhava bermain basket. "Liat noh prince loh di kerubutin sama siswi buat ngasih air minum." ucap El melirik Jevarra. "Iya nih, kapan lo yang ngasih air minum buat Dhava?" tanya Gave sambil menggoda. "Aduh jangan mikir yang enggak enggak deh kalian!" ujar Jevarra merasa tak percaya diri. "Gada yang mustahil di dunia ini, selagi lo mau berusaha." ujar El dan langsung di tatap tajam oleh Jevarra dan Gaveska. "Kenapa liat gue kaya gitu?" tanya El bingung. Jevarra langsung menempelkan punggung tangan nya pada dahi El. "Ga panas tapi Gave?" ucap Jevarra menoleh kearah Gaveska. "Ihhh gue kan emang ga sakit tau!" rengek El  sambil memanyunkan bibirnya dan langsung di sambar gelak tawa oleh Jevarra dan El. "HAHAHA!" "JEVA! liat deh Dhava natap lo." ucapan Gave seketika membuat Jevarra menghentikan tawa nya dan menengok ke arah Madhava namun sayang nya Madhava sudah memalingkan wajahnya lagi. Atau memang Gaveska hanya mengada ngada saja? "Mana engga tuh dia lagi santai santai nya minum." ucap Jevarra. "Sumpah gue ga bohong Jev tadi dia ngeliatin lo Jeva! terus pas lo nengok ke dia eh dia malingin wajahnya." jawab Gave. "Ah serius lo?" ujar Jevarra masih tidak percaya. "Seterah lo deh mau percaya apa engga tapi gue udah jujur." jawab Gave. "Tau nih Jevarra ga percayaan banget sih lo!" kali ini El angkat bicara. "Aduh gue terbang nih, pegangin dong." ucap Jevarra terlihat berlebihan. "HAHAHAHA." "Udah deh ah, ayok masuk kelas aja kita!" ajak Jevarra. Dan akhirnya mereka menuju kelas nya. Sementara di sebrang lapangan sana sedang memerhatikan gadis yang tadi ia tolong. Yaps! Orang itu adalah Madhava. Benar yang di katakan Gaveska bahwa Dhava  sedang menatap Jevarra. Madhava terus saja menatap gadis itu, melihat gelak tawa nya, melihat tingkah aneh nya yang menempelkan punggung tangan di dahi teman nya dan seketika mereka menggelar tawa nya. Namun Madhava memalingkan wajahnya saat Jevarra menatapnya balik dan ia berpura pura dengan santai nya meminum sampai ia lihat gadis itu pergi dari sana dan masuk ke kelas nya. Madhava memang tidak tahu nama gadis itu namun ia tahu bahwa gadis itu selalu menatap nya diam diam saat dia sedang dilapangan dan gadis itu selalu gugup saat di depan nya aneh memang namun baginya sedikit lucu. Lamunan Madhava buyar saat teman nya Darren menepuk bahu nya untuk berganti baju karena akan mengikuti pelajaran di kelas.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN