Garuda menghela napas panjang lalu masuk ke dalam rumahnya. Perasaan campur aduk antara kasian dan juga kecewa menjadi satu ketika melihat Raisa sedang menangis sendirian di sofa ruang tamu rumah mereka. Tak ada kata yang pantas untuk Garuda katakan ketika melihat Raisa sedang menangis seperti ini. Mungkin apa yang Raisa lakukan salah, tetapi Raisa cukup tahu diri untuk meminta maaf walaupun terlihat terpaksa. Semua masalah ini terjadi memang diluar kendali Raisa sebagai pihak yang merasa dirugikan. Semua orang menyayangkan sikap Raisa. Katanya tidak bisa menjaga kehormatan diri sendiri, suami, dan juga Persit. Tapi bukan itu masalahnya. Raisa hanya kelepasan karena tidak tahan dengan ucapan dan gunjingan perempuan tadi. Raisa bahkan tidak ingat siapa namanya, namun yang Raisa ingat adal

