Garuda bangun lebih dulu daripada Raisa. Matanya menatap Raisa yang berada di depannya, sedang memeluk sambil memejamkan matanya. Raisa terlihat masih tertidur dengan napas yang teratur. Sekarang masih belum masuk adzan subuh, sehingga Garuda masih bisa menatap wajah Raisa yang beberapa hari ini jarang diperhatikan olehnya. Garuda terlalu sibuk, tidak sempat memanjakan Raisa seperti biasanya. Raisa pun sama, dia sibuk menyusun skripsinya karena minggu depan akan sidang dan harus menyiapkan segala t***k bengeknya. Sesekali, tangannya membelai rambut Raisa, membuat perempuan itu sedikit bergerak dan akhirnya mempererat pelukannya. Mungkin karena udara pagi ini cukup dingin. Semalam hujan deras dengan suara gemuruh petir menggelegar. Raisa takut dengan suara petir dan Garuda harus memasang

