Garuda baru saja keluar dari kamar, siap dengan seragamnya. Pandangan matanya mengarah pada kekacauan di dapur mereka. Raisa masih sibuk menatap ponselnya lalu tangannya sibuk menggoreng sesuatu di wajan. Garuda tersenyum, melihat usaha Raisa yang rela bangun pagi hanya untuk membuatkannya sarapan. Ya, walaupun Garuda tidak yakin dengan rasanya. Percayalah, Raisa bahkan tidak pernah pergi ke dapur untuk memasak. Selama hidupnya, Raisa hanya memikirkan tentang isi otak saja—bagaimana mengerjakan soal atau menjadi juara kelas. Raisa selalu berpikir, perempuan tidak melulu harus berada di dapur. Bunda pun juga begitu, bunda tidak pernah ke dapur karena sibuk. Maka dari itu ada budhe Arum dan mbak Lia di rumahnya. Semua keperluan semua anggota keluarga selalu saja disiapkan dengan baik. Jadi

