REMAJA LABIL

1797 Kata
"Kita ini hanya remaja labil yang mudah jatuh cinta apalagi patah hati.” -ELSA- "Freddy!Lepaskan aku! Kau membuatku geli!” Elsa tidak hentinya tertawa. Tangan Freddy bergerak di perutnya entah sejak kapan. “Aku tidak akan melepaskanmu sebelum kau bilang, I love you, Freddy!” bisik Freddy tepat di telinga Elsa. Gadis itu menggeram. Sial! “Ayolah, Fredd! Jangan lebay!” seru Elsa. Apa dia bilang lebay? Ya Tuhan. Cewek ini bener-bener menguras emosiku!. Batin Freddy dalam hati sambil masih memeluk Elsa dari belakang.  Ya. Freddy sengaja memeluk Elsa dari belakang sambil menggelitiki perut rata Elsa. Elsa tak kuasa menahan tawa dan jengkelnya. Freddy benar-benar menguras tenaganya. Tapi bukan Elsa jika dia kehabisan akal. Tiba-tiba tubuh Elsa melemas. Dia seperti kehabisan tenaga. Matanya tertutup rapat. Freddy yang merasakan tubuh Elsa melemas kemudian perlahan mengendurkan pelukannya. Menahan tubuh gadisnya itu agar tidak jatuh. Freddy melingkarkan tangannya di pinggang Elsa. Dan satu tangannya lagi menopang leher Elsa. Elsa benar-benar terlihat pucat pasi. Ya. Dia benar-benar dalam keadaan tidak sadar. "Elsa,bangun. Baby, ada pa?". Dengan gugup Freddy mencoba membawa Elsa menuju tempat yang agak teduh. Jauh dari sinar matahari. Karena memang mereka ada di sebuah bukit yang lumayan gundul alias tanpa pepohonan. Freddy membopong tubuh mungil Elsa dan sedikit berlari menuju sebuah pohon. Dengan keringat bercucuran Freddy mencoba untuk duduk perlahan. Menidurkan Elsa diatas pangkuannya. "Hey, Baby, kau terlihat jauh lebih cantik saat menutup mata.” Kata Freddy lirih. "Aku tahu kau pura-pura pingsan, ‘kan? Ayo, bangun, kalau kau tidak mau bangun, aku akan mencium bibir merahmu itu". Freddy tersenyum nakal melihat ekspresi Elsa yang hampir ketahuan. Mendengar deru napas Freddy yang semakin dekat. Elsa perlahan membuka matanya. Dan dia terkejut saat melihat wajah Freddy begitu dekat dengan wajahnya. Elsa mencoba beranjak berdiri. Tapi terlamabat. Freddy sudah mengunci tubuh Elsa dalam pelukannya. Awas kalau dia berani macam-macam. Batin Elsa. Freddy terus memandangi bibir merah muda Elsa. Freddy tahu kalau sebenarnya Elsa pura-pura pingsan. Pemuda itu juga tahu kalau Elsa juga sudah membuka matanya. Freddy merasakan tubuh Elsa yang mulai memberontak. Namun, dia tetep kekeuh tidak akan melepaskannya. Dia tetap fokus melihat bibir merah muda itu dan semakin bernafsu untuk menerkamnya. Napas Elsa terengah-engah. Freddy tidak memberi kebebasan sedikit pun untuknya bernapas. Freddy tetap pada pendiriannya dan tidak akan melepaskan Elsa. Elsa semakin takut kalau Freddy benar-benar mencium bibirnya. Freddy merasakan ketakutan Elsa dan dia hanya tersenyum puas dalam hati. Bibir merah Freddy mendarat tepat di pipi merah jambu Elsa. Ya, pipi chubby tidak bisa menyembunyikan rasa malu Elsa. "Aku ingin suatu hari nanti kau sendiri yang akan memberikan ciuman itu untukku. Dan aku tidak akan pernah memaksamu untuk melakukannya.” Freddy tersenyum puas seraya melepaskan pelukannya pada Elsa. Dasar gila! Dia pikir aku cewek apaan?! Batin Elsa sambil beranjak dari pangkuan Freddy. "Aku tau kau pura-pura pingsan, Baby. Mau kemana kau? Kabur?” Freddy berdiri mengikuti langkah Elsa dari belakang. "Kenapa susah sekali untuk mengatakan satu kalimat itu? Kita sudah lima bulan pacaran. Kalau kau tidak mau mengatakan hal itu padaku, Aku terima. Tapi, please hargai aku. Aku yang selalu ada untukmu dalam keadaan apa pun". Freddy menggenggam kedua tangan Elsa. Bulir-bulir bening berjatuhan dari sudut mata Freddy. "Fredd,,tolong,mengertilah. Kupikir kau tulus menyayangi aku. Kita ini hanya remaja labil yang mudah jatuh cinta apalagi patah hati. Kau akan membuatku jatuh ciNta. Lalu patah hati setelah kuberikan seluruh perasaanku padamu? Hapus air mata buayamu itu. Aku tidak akan luluh". Elsa menatap tajam mata Freddy yang terus nengalirkan bulir-bulir itu. Dia mencari kebohongan di balik kata-kata Freddy. Tapi Elsa sama sekali tidak menemukan sedikit pun kebohongan di mata yang sekarang banjir oleh air itu. "Aku tahu bagaimana perasaanmu. Aku juga tahu seseorang pernah mematahkan hatimu. Tapi, please, jangan biarkan aku menerima hukuman atas kesalahan yang tidak pernah kuperbuat. Tolong, hargai aku. Aku tulus mencintaimu.” "Fredd,kau pikir dengan sikapmu ini aku akan luluh? Tidak, Fredd. Tidak akan. I know u’re a palyer. Akan semakin sulit bagiku menerimamu." "Els, kau pikir aku tidak tahu kalau selama ini kau mempermainkan banyak laki-laki hanya untuk membalas dendam pada masa lalumu? Mereka hanya sebatas pelampiasan bagimu, bukan? Aku tahu, Els. Aku tahu!. Selama berbulan-bulan aku mencoba meyakinkanmu tentang perasaanku. Aku melakukan apa pun hanya untuk mendapatkan perhatian darimu. Asal kau tahu, selama ini aku di cap sebagai player bukan karena aku mempermainkan mereka. Mereka sendiri yang datang padaku. Mereka yang mau. Dan aku sudah berusaha menjaga jarak dengan mereka. Apa kau pernah melihatku pergi dengan gadis lain selama satu tahun belakangan?” Freddy semakin erat menggenggam tangan Elsa. Dia tak peduli dengan air mata yang terus membanjiri kedua matanya. Dan jawaban yang ditemukan hati Elsa adalah ‘tidak’. “Maaf, Fredd, aku tidak tahu harus bagaimana. Aku… hanya belum siap sakit hati.” Elsa mencoba menarik tangannya, tapi Freddy tetap tidak mau melepaskannya. “Sejujurnya, aku memang tidak pernah berusaha untuk meraihmu. Aku bahkan muak melihatmu menyakiti teman-temanku hanya untuk balas dendam. Aku muak melihatmu bersama teman-temanmu, urakan, cerewet dan sok cantik. Namun hatiku selalu memaksaku untuk meraihmu. Bahkan walau pikiranku menolak. Semakin aku menolak bayang-bayangmu semakin menyerbu hatiku. Hingga akhirnya aku menyerah. Aku menyerah dengan kata hatiku. Aku memberanikan diri untuk menghubungimu hari itu. Dan hari itu juga aku putuskan untuk memilikimu seutuhnya. Mencintamu selamanya. Menjagamu sampai aku mati nanti. I promised". Freddy tidak akan membiarkan Elsa melepaskannya. Sudah cukup lama ia menunggu. Menunggu kesempatan untuk sekedar menyatakan perasaan terdalamnya pada gadis yang selama ini mengabaikannya. Gadis yang sudah memporak-porandakan hatinya dengan sikap yang sangat menyebalkan di matanya. Sudah cukup ia tersiksa melihat Elsa dimiliki oleh orang lain selain dirinya! "Bisakah? Bisakah aku mencintai lagi, Fredd?" Walau sebenarnya rasa itu ada hanya untukmu. Walau aku juga merasa nyaman saat bersamamu, Fredd. Dan tak mungkin lagi kupungkiri itu semua. Sambung Elsa dalam hati. "Buka hatimu untukku. Aku akan mencoba membuat segalanya mudah untuk kita. Atau paling tidak, biarkan aku mencintaimu sampai aku benar-benar mampu membahagiakanmu.. Pengang janjiku, Elsa. Aku akan melamarmu setelah kita lulus kuliah nanti. Aku tidak akan pernah mempermainkan perasaanmu." Freddy masih menggenggam erat tangan Elsa. Dan kini dia dalam posisi bertekuk lutut di hadapan gadis yang paling dia benci. Gadis yang paling dia cinta saat ini dan seterusnya. "Hey! Dasar cengeng! Berdiri, Fredd! Apa kau tidak malu memohon pada gadis yang selama ini kau benci? Di mana harga dirimu sebagai pria sejati?” Elsa terkikik, ia menarik Freddy agar berdiri sejajar dengannya.. "Aku tidak bisa berkata-kata lagi.  Akan kubuktikan padamu kalau aku serius dengan hubungan ini. Aku berjanji pada diriku sendiri aku akan membuatmu bahagia. " Freddy menggenggam kedua tangan Elsa. Namun Elsa menghempaskan kedua tangan Freddy kemudian memeluknya. Freddy terkejut dengan apa yang dilakukan Elsa kepadanya. "Aku juga punya perasaan yang sama sepertimu. Tapi aku menolak mentah-mentah rasa itu. Aku takut jatuh lagi ke lubang yang sama. Karena aku tidak siap jika harus sakit karena cinta lagi.” Elsa semakin erat memeluk Freddy tapi Freddy masih diam membeku mendengar pernyataan Elsa. Gadis itu melepaskan pelukannya dan melihat Freddy yang berdiri di hadapannya tanpa ekspresi sedikit pun. "Are you okay, baby?" Elsa melihat Freddy yang masih diam membisu. Kemudian ia menggoncang-goncangkan tubuh Freddy dengan keras. “Apa aku bermimpi? Apa kau serius dengan apa yang baru saja kaukatakan?”.Freddy menangkupkan kedua tangannya di pipi Elsa. Elsa tersenyum melihat ekpresi Freddy yang menurutnya lucu. Elsa melingkarkan kedua tangannya di tengkuk Freddy dan berjinjit karena Freddy lebih tinggi dari Elsa. Perlahan Elsa berjinjit mendekatkan wajahnya ke wajah Freddy. Freddy yang melihat itu mengerurkan dahi dan semakin bingung dengan apa yang dilakukan Elsa. Gadis liar yang selama ini dia kejar tiba-tiba memeluknya hari ini dan mengatakan kalau gadis itu mencintainya. Tubuh Freddy seperti disengat listrik saat sepasang bibir merah muda mendarat dibibirnya. Bibir itu melumat bibir Freddy. Mengecap kedua bibirnya sebentar. Meski ini bukan ciuman pertamanya tapi Freddy tidak menyangka akan mendapatkan ciuman dari gadis yang amat sangat dia inginkan. Saat Freddy menyadari bibir itu hilang dari bibirnya dia membuka matanya. Melihat Elsa yang menunduk dan menenggelamkan wajahnya di d**a bidang Freddy. Napasnya terengah-engah. Jantungnya berpacu cepat dan pikirannya semakin kacau mengingat apa yang telah ia lakukan barusan. Mencium bibir Freddy. Freddy menangkupan kedua tangannya di wajah cantik Elsa. Kedua pipi Elsa merona. Benar-benar seperti memakai blush on. Freddy mengangkat dagu Elsa. Satu tangannya merengkuh pinggang Elsa. Dan mendekatkan tubuhnya ke arah Elsa Elsa memalingkan wajahnya karena ia malu ciumannya tidak direspon oleh Freddy. Dalam hati ia merutuki dirinya sendiri. Freddy mengusap lembut pipi Elsa membelai pipi itu dan menuntun wajah Elsa agar menghadap Freddy. Dua pasang mata bertemu. Ya, dua lensa yang saling jatuh cinta. "Maaf, aku terlalu shock untuk mengerti keadaan ini." Freddy berkata lirih kemudian mendaratkan bibirnya ke bibir Elsa. Elsa diam tanpa membalas apa yang dilakukan Freddy. Tapi Freddy tidak mau menyerah. Dia menggigit bibir Elsa perlahan. Mengulum bibir itu sampai akhirnya terbuka. Freddy menerjang apa pun yang ada di dalam mulut Elsa dan masih berharap apa yang dilakukannya ini dibalas oleh Elsa. Elsa melingkarkan kedua tangannya ke tengkuk Freddy. Dia menemukan lidah Freddy dengan ganasnya masuk dan memaksanya untuk membalas ciuman Freddy. Mereka semakin larut dalam emosi masing-masing. Menikmati momen demi momen yang mereka buat sendiri. Memperdalam ciuman itu dan akhinya berhenti dengan sendirinya karena sama-sama kelelahan. "Sudah kubilang, kalau kau sendiri yang akan memberikan bibirmu itu untukku." Kata Freddy sambil terus menggengg erat kedua tangan Elsa. Mendengar apa yang barusan Freddy katakan Elsa memundurkan langkahnya menjauh dari Freddy karena kesal. Namun, Freddy tahu kalo Elsa pasti kesal karena dia menggodanya. Freddy merengkuh pinggang Elsa dengan satu tangannya. Dan satu tangan yang lain memegang tengkuk Elsa kemudian menariknya agar merapat ke d**a bidang Freddy. Freddy mengecup puncak kepala Elsa dan memeluknya penuh kasih sayang. Inikah cinta, Tuhan? Apa aku mulai jatuh cinta lagi ?. Atau sebaliknya ?. Ini jalan menuju sakit lagi seperti dulu ? Batin Elsa dalam hati. "Jangan berpikir yang tidak-tidak, sayang. Aku akan tepati janjiku padamu. Aku Tidak akan meninggalkanmu." Freddy melihat ke arah langit di mana matahari hampi pulang menuju peraduannya.. Semburat jingga menyiram dua insan yang saling jatuh cinta. "Hey lihat, sayang,mataharinya dimakan langit." Freddy melepaskan pelukannya kemudian mengarahkan telunjuknya ke arah sang dewa langit. Elsa tersenyum ikut menikmati indahnya sunset sore itu. Tak jauh dari tempat Freddy dan Elsa memangdang sunset, seseorang duduk di dalam mobilnya. Menggeram menyaksikan kemesraan dua sejoli yang sedang di mabuk cinta. Seorang yang sangat mengenal mereka. Dia menggenggam erat kemudi mobilnya. Kemudian meluncurkan tinjunya tepat di atas setir mobil. Amarahnya menggebu menyaksikan betapa dekatnya Freddy dan Elsa sekarang. Jatungnya berpacu semakin cepat. Tatapannya terfokus pada siluet yang menampilkan dua insan yang sedang b******u. Dua sejoli yang saling melumat bibir pasangannya. Untuk kali ini saja ku biarkan kau menyentuh Elsa. Tapi aku lah yang nantinya akan memiliknya, Fredd! Batin pemuda yang duduk di dalam mobil silvernya. Kemudian laki-laki itu melajuka mobilnya dengan kecepatan tinggi.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN