PART. 1 JESSICA MILES

902 Kata
Jessica, singkatnya Jessy. Mengedarkan pandangannya ke seantero rumah super mewah yang ia masuki. Opa Keanu mempersilahkannya untuk melangkah di sisinya. Tidak kurang dari dua puluh orang wanita berseragam pelayan seperti di film-film berjejer di kiri, dan kanan mereka. "Mereka semua pelayan di rumah ini, kamu bisa mengenali mereka, dari nama yang tertulis di seragam mereka," ujar Opa Keanu. "Kalian semua, dengarkan aku. Ini adalah Jessica Miles, dia calon Nyonya besar di rumah ini, layani dia dengan baik. Kalian paham maksudku bukan!?" Seru Opa Keanu. Semuanya membungkukkan tubuh mereka seraya berseru 'paham'. Jessica Miles, dia dibawa Opa Keanu ke rumahnya, setelah menukar Jessica dengan rumah, mobil, juga toko buah untuk paman, dan bibi Jessy. Orang tua Jessy beserta saudaranya, meninggal dalam sebuah kecelakaan. Sejak itu Jessy diasuh oleh adik daddynya. Merekalah suami istri James Miles. Harta yang ditinggalkan orang tua Jessy habis karena ketidak mampuan mereka dalam mengelolanya. Bosan hidup susah, akhirnya pamannya menerima tawaran bantuan dari Opa Keanu sejak tiga tahun lalu. Dengan syarat, begitu Jessy menamatkan sekolah menengah, maka ia harus diserahkan pada Opa Keanu. Menurut pamannya, Opa Keanu perlu seorang wanita untuk dinikahi, dan mengandung anaknya. Yang akan mewarisi seluruh harta kekayaannya. Jessy tidak bisa menolak, ia lebih memilih mengikuti Opa Keanu yang baginya terlihat sangat baik. Biarlah menikah dengan suami yang jauh lebih tua, tapi hidupnya tidak harus menerima perlakuan kasar paman dan bibinya, yang selalu menyebutnya gadis pembawa sial. Biarlah, jika seluruh dunia mengecamnya sebagai perempuan materialistis. Bersedia menikah dengan seorang pria berusia 60 tahun, sedang usianya sendiri baru 19 tahun. Yang Jessy tidak bisa mengerti, kenapa dari sekian banyak gadis di seluruh muka bumi. Opa Keanu justru memilihnya. Untuk dinikahi, dan mengandung keturunannya. Dan kenapa baru sekarang, setelah berusia 60 tahun, Opa Keanu baru berpikir untuk memiliki keturunan. Apa sebelumnya beliau tidak memiliki istri? Itulah pertanyaan yang muncul di dalam benak Jessy, sejak pamannya mengatakan tentang keinginan Opa Keanu untuk menikahi, dan 'membuahinya', untuk melahirkan generasi penerusnya. "Jessy!" Pria tua itu memanggil Jessy, Jessy mendongakan kepala, menatap Opa Keanu yang juga tengah menatapnya. "Ini kamarmu, besok pagi hari pernikahanmu. Bangunlah pagi-pagi untuk di rias, kamu paham maksudku?" Opa Keanu menatapnya dengan lembut, meski ucapannya terdengar bernada perintah. 'Mungkin karena Opa terlalu sering memerintah, sehingga sulit baginya menanggalkan nada bicara memerintahnya,' batin Jessy. "Ya." Jessy menganggukan kepalanya. seorang pelayan yang berdiri di depan pintu kamar, segera membukakan pintu kamar, saat Opa Keanu memberi isyarat dengan tangannya. "Layani Nyonyamu dengan baik!" "Baik, Tuan Besar," pelayan yang di dadanya tertulis nama Amy itu menganggukan kepala. Jeassy melangkah masuk diiringi Amy di belakangnya. Diedarkan pandangan ke seluruh ruangan kamar tidur yang sangat luas itu. Matanya menyapu satu persatu furniture yang bahkan selama ini hanya bisa ia lihat di majalah saja. Tapi kini ia bisa menyentuhnya. "Nyonya perlu sesuatu, atau perlu bantuan saya?" Tanya Amy yang masih berdiri tegak di belakangnya. Jessy memutar tubuhnya. "Ooh maaf, aku sudah mengabaikanmu, aku Jessy, namamu Amy kan?" Jessy mengulurkan tangan, mengajak berjabatan. Amy menyambut jabat tangan Jessy dengan canggung. "Betul, Nyonya, nama saya Amy." "Bisakah kamu memanggilku Jessy saja?" "Maaf, Nyonya, saya tidak berani." "Amy, apakah Opa Keanu tinggal sendirian di rumah ini?" "Iya, Nyonya." "Apa dia tidak punya siapa-siapa?" "Maaf, Nyonya, saya tidak diijinkan membicarakan tentang Tuan Besar, dan keluarganya, kalau Nyonya tidak membutuhkan saya, saya pamit undur diri. Jika Nyonya membutuhkan saya, tekan saja tombol di dekat kepala tempat tidur anda," ujar Amy. "Ooh ya, aku ingin istirahat, kamu bisa pergi, Amy," ujar Jessy, karena ia yakin kalau Amy benar-benar tidak akan menjawab pertanyaan seputar Opa Keanu. "Baiklah, permisi, Nyonya." Amy melangkah mundur tiga langkah, sebelum berbalik, lalu pergi meninggalkan Jessy setelah menutup pintu kamar. Jessy menatap ke luar jendela. Ke arah kerlap kerlip lampu kota di bawah sana. Rumah ini berada di ketinggian, dan berada cukup jauh dari hiruk pikuk kota. Jessy membuka jendela kamar, lalu memejamkan mata. Salah, atau benar keputusannya. Biarlah waktu yang akan menunjukannya. -- Jessy terbangun karena panggilan seseorang. "Nyonya bangunlah, anda harus segera mandi sebelum di rias. Hari ini adalah hari pernikahan anda." Jessy bangkit dari berbaring. Ditatap Amy yang berdiri tidak jauh darinya. "Saya sudah mengisi bathtubnya, Nyonya, jika berkenan, ijinkan saya membantu melepaskan pakaian anda," ujar wanita yang diperkirakan Jessy, usianya tidak lebih dari 30 tahun. "Terimakasih, Amy, biar aku lepas sendiri, kamu tunggu di sini sementara aku mandi." "Baik, Nyonya." Amy membungkukan tubuhnya. Jessy masuk ke kamar mandi, lalu berendam sesaat di dalam bathtub. Selesai mandi, empat orang lain sudah ada di dalam kamarnya. Dengan peralatan rias, dan sebuah gaun pengantin yang sangat indah. Jessy menarik napas dalam, menatap pantulan dirinya di cermin, sesaat setelah ia selesai di rias. "Anda sangat cantik, Nyonya," puji Amy tulus. "Terima kasih, Amy, di mana pernikahan akan di adakan?" "Pernikahan diadakan di kebun belakang rumah ini, dekorasinya sangat cantik sekali, Nyonya. Anda pasti akan menyukainya," jawab Amy. "Apakah Opa juga sudah siap?" "Ya, Tuan Besar akan mengirim pengiring pengantin untuk menjemput anda." "Ooh ...." Pintu kamar diketuk. Amy membuka pintu kamar. Empat gadis kecil berpakaian sama, berdiri di depan pintu. "Pengiring pengantin anda sudah datang, Nyonya," ujar Amy. "Owhh ... kalian sangat cantik," puji Jessy, sembari mengusap pipi ke empat gadis kecil itu secara bergantian. "Aunty juga cantik, Uncle Kevin pasti senang melihat Aunty memakai gaun pengantin," sahut salah satu dari mereka. "Uncle Kevin?" Jessy mengerutkan keningnya. "Ayo anak-anak, saatnya pengantin kita bawa ke bawah ya," ujar Amy. ***BERSAMBUNG*** 100 komen untuk next part. semangat komen.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN