Esok harinya Astri terbangun oleh dering alarm handphone yang dipasang Zayn. Ruangan tidur tuannya temaram dengan satu lampu tidur yang menyala di sisi Astri. Astri mengangkat selimutnya, hampir tak percaya akan kondisi tubuhnya, mereka berdua telanjang tanpa busana. Tangan Zayn masih memeluk erat pinggangnya dari belakang, dan Astri merasa di bokongnya masih menempel benda keras. Astri sadar benda itu apa. Sial, kenapa benda ini tidak tidur, yang punyanya saja masih merem. Gerutu Astri dalam hati. Padahal benda ini semalam sudah habis-habisan menggempurnya. Setelah percakapan semalam itu, Zayn masih mengulangi perbuatannya 2 kali lagi. Nasi telah menjadi bubur, Astri tak bisa menyesali keputusannya ke negeri ini untuk bekerja dan berpetualang, dan inilah petualangan yang ia dapatkan. Me

