Kemenangan Sejati

2205 Kata

Sidang pertama itu memang panas dan penuh tekanan, tapi seperti yang sudah diperkirakan Nayla dan kuasa hukumnya, belum akan ada keputusan apapun. Ini baru awal dari rangkaian panjang yang melelahkan. Setelah argumen demi argumen, bantahan demi bantahan, dan tumpukan bukti yang dibacakan satu per satu, hakim akhirnya mengetuk palu ringan di atas meja panjangnya. “Baik. Mengingat kompleksitas perkara serta perlunya pemeriksaan lebih lanjut atas bukti-bukti yang telah disampaikan, maka sidang akan dilanjutkan pada pekan depan dengan agenda mendengarkan keterangan saksi dari pihak penggugat,” ujar hakim ketua dengan suara datar, tapi jelas. Tak ada sorakan. Tak ada tepuk tangan. Hanya udara berat yang terasa menggantung di ruang sidang. Nayla menarik napas pelan, merapikan map di depannya,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN