"Bu! Bu! Coba lihat!" teriak salah satu pegawai butik Nayla dengan nada tergesa, napasnya sedikit memburu seperti habis lari kecil. Wajahnya menunjukkan ekspresi panik bercampur kesal, dan jemarinya menunjuk ke arah luar kaca etalase depan butik. Nayla yang baru saja memarkir mobil di depan butik belum sempat menaruh tas tangannya ketika langkahnya langsung terhenti. Ia mengikuti arah telunjuk si pegawai dengan alis sedikit berkerut, lalu menoleh keluar jendela kaca besar yang menghadap ke jalan. Dan di sanalah ia melihatnya. Sebuah butik baru. Masih terang-benderang, meriah dengan balon dekorasi dan papan bunga ucapan selamat. Ramai orang berkumpul di depannya. Ada yang sibuk foto-foto, ada yang tampaknya sedang antre masuk. Ada juga yang terlihat seperti influencer lokal yang sedang s

