Mematung

2202 Kata

Ia tertawa kecil, tawa yang membuat Raisa makin yakin bahwa ini bukan sekadar kebetulan. Dunia memang sekecil itu, atau semesta memang sedang bercanda padanya. Bagaimana mungkin sepupu suaminya sendiri adalah seseorang dari masa lalunya? Seseorang yang pernah menaruh perhatian padanya diam-diam, yang dulu sempat memberi bunga di laci mejanya—walau tidak pernah diakuinya karena sudah lebih dulu dihancurkan oleh ulah Talia. Raisa masih mencoba menyusun ulang kepingan kenangan dalam otaknya. Kala itu, ia tahu betul bahwa Rasyid adalah kakak kelas yang populer. Banyak yang menyukainya, termasuk Talia. Tapi justru karena itu pula, ia memilih menjauh. Ia tak ingin terjebak dalam drama remaja dengan sahabatnya sendiri. Maka ia mengabaikan Rasyid. Menolak dengan halus, dengan alasan klise: “Saya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN