Sudah Lelah

1922 Kata

"Kayaknya Kak Tatal ada masalah." Suara Nayla terdengar pelan, nyaris seperti gumaman, tapi cukup jelas untuk didengar oleh Luna yang duduk di seberangnya. Luna menghela napas panjang sebelum menyandarkan tubuhnya ke kursi. Tatapannya menerawang ke arah pintu kafe, tempat Talia menghilang beberapa menit lalu dengan wajah tegang. "Akhirnya kamu sadar juga, Nay." Nada suaranya sedikit sarkastik, tetapi bukan karena marah. Lebih ke arah frustasi karena sejak tadi ia sudah merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan Talia, dan baru sekarang Nayla menyadarinya. Nayla menundukkan kepala sedikit, tersenyum tipis. "Maaf." Luna mengibaskan tangannya. "Gak perlu minta maaf. Kita ngerti kok." Ia memang tidak benar-benar marah. Nayla punya banyak beban sendiri, dan Luna paham itu. Tapi tetap saj

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN