“Beneran dia gay? Tapi kayaknya enggak deh, Kak…” Suara Luna nyaris seperti bisikan, tapi tetap terdengar jelas oleh Talia yang berdiri di sebelahnya. Mereka berdua bersembunyi setengah hati di balik dinding lorong, dekat vending machine yang sudah lama mati lampunya. Tempat itu memang sering dijadikan “pos rahasia” oleh para staf muda rumah sakit yang ingin mengintip selebritas—atau dalam kasus ini, politisi yang rasanya lebih sering muncul di akun gosip daripada di siaran parlemen. Talia memutar bola matanya. “Jangan ngomong gitu, Lun. Nanti ada yang denger…” “Tapi beneran deh, Kak. Liat deh, sekarang dia bareng banget sama istrinya,” lanjut Luna, sambil mencolek lengan Talia dengan antusias, meskipun suara mereka tetap dijaga rendah. “Tadi pas nunggu, dia duduk satu jam lebih sendiri

