Rambut itu terlihat dengan angin yang menyapu wajahnya, bola mata indahnya terukir dengan sorot sinar matahari menyapanya. Lucia tiba hari ini dengan senyumannya yang tak lepas, syal dengan merk LV mengalung di lehernya, dengan coat berwarna cokelat serta kemeja yang ia kenakan. Seksi, satu kata tersemat dengan wajah Lucia yang terlihat. "Kupikir kau tidak akan datang," suara yang selalu membuat Lucia merindukannya. Malam itu, malam yang hampir naas dengan pria berdarah Swiss dan Indonesia tersebut. "Apa kau ingin aku melupakanmu, Prass Devano," panggil Lucia dengan nama lengkap seorang Devano. Dagu belah dua dengan tubuh tingginya, setara dengan Finn Alistar, tato yang terlihat dengan penampilan Prass Devano yang jauh lebih kekar. Bertahun-tahun ia menunggu kesembuhannya, hari ini

