Lee Jun Min memberikan kode melalui ekspresi dan tatapan mata kepada dokter Steven, dan hanya kedua pria itu yang paham maksudnya satu sama lain, sementara Amalia Rasyid sama sekali tidak menangkap ada gelagat aneh selama video call itu berlangsung.
“Jena baik-baik saja, kan?” tanya Lia cemas, kening ditautkan ragu.
Dokter Steven mengembangkan senyum paksa di wajahnya, mencoba terlihat sealami mungkin lebih daripada sebelumnya.
“Tentu saja. Walaupun tidak bisa melakukan video call secara langsung seperti ini, tapi mungkin saja aku bisa membuat kalian saling menyapa dari jauh.”
“Be-benarkah? Kalau begitu, di mana dia sekarang?”
Dokter Steven tidak segera menjawabnya, melirik Lee Jun Min yang berdeham pelan, pura-pura batuk, kepala ditundukkan dengan kepalan tangan kanan berada di depan
