Selama sesaat, dunia Amalia Rasyid terasa tidak nyata. Mendengar pengakuan lain dari Lee Jun Min, membuat otaknya seperti mati rasa selama beberapa detik. Tidak bisa berpikir apa pun, diam seperti patung hingga sebelah tangan sang suami mengelus lembut pipinya, menarik kembali kesadarannya dari keterkejutan dan rasa patah hati. “Lia?” Suara Lee Jun Min sangat halus. Sangat lembut dan begitu merdu. Sama sekali tidak seperti sebelumnya yang begitu dingin dan asing di mata sang istri. “Kenapa?” sahut Lia lirih, setengah tatapannya kosong, menepis tangan sang suami di pipinya. Lee Jun Min mengerutkan kening dalam, mencoba membujuk dan meredakan kecemburuan kuat Lia yang bisa dirasakannya dengan menggodanya di bawah sana, tapi ekspresi yang diberikan oleh sang istri bukanlah kesenangan, m

