Raas menghembuskan napasnya dengan sangat berat, ia kemudian bersandar pada kursi yang ia duduki. “Baginda, selagi masih ada kesempatan!” Itulah ucapan yang kembali teringat di dalam kepala Raas ketika ia sedang memejamkan kedua matanya dan mendongak ke atas. Raas kemudian kembali duduk dengan tegap dan melirik pada sebuah buku yang tergeletak di atas meja yang sebelumnya ia baca itu. “Mungkin ini adalah salah satu jalan untukku menyelesaikan semua hal ini!” Gumam Raas yang kemudian mengambil buku tersebut dan kembali melihatinya. Namun ada sesuatu yang janggal yang Raas dapati ketika ia mengambil buku itu dari atas meja. Sebuah kertas tersimpan di atas meja di balik buku tersebut, membuat Raas mengerutkan keningnya dan mencoba mengingat apakah sebelumnya ada kertas itu di sana? Tetapi s

