7. Baby

574 Kata
Canggung. Ungkapan yang tepat untuk menggambarkan suasana yang terjadi diantara Sinta dan David. Mereka, ah bukan Sinta lebih tepatnya, dia jadi terlihat gugup saat bertemu dengan David setelah tepatnya tadi malam David membahas topik tentang bayi. "I- ini, teh hijaunya Dave" Sinta sudah akan berjalan pergi setelah meletakkan teh hijau untuk David diatas meja di depan Sofa , jika saja David tidak mencekal tangannya. " Kita perlu bicara" Sinta sempat diam sejenak sebelum kemudian mengangguk dan duduk disamping David. " Nanti malam kita akan pergi ke New York dan tinggal di rumah orangtuaku"  David berucap dengan nada tenang. Sedangkan disisi lain, jantung Sinta hampir saja keluar dari tempatnya karena mengira David akan kembali membahas topik tentang 'bayi'. "Kenapa tiba-tiba ?" Sinta bertanya dengan raut wajah bingung. "Grandma ingin bertemu dengan cucu menantunya" jawab David lalu menyeruput teh hijaunya. "Baiklah " jawab Sinta singkat. David menyeruput habis teh hijaunya, lalu bangkit dari duduknya. "Jangan terlalu memikirkan tentang'bayi', aku akan meminta hak ku saat kamu siap" David mengusap kepala Sinta sesaat sebelum dia pergi menuju ruang kerjanya. Sementara itu, Sinta hanya bisa diam mematung di tempatnya. ***** New York 20:04 PM Mobil Ferarri yang di tumpangi oleh David dan Sinta tiba di halaman depan sebuah rumah besar nan mewah.  "Ayo ,kita sudah sampai" David membukakan pintu mobilnya untuk Sinta . Mereka berjalan menuju teras rumah mewah itu lalu David memencet bel. Tak lama kemudian pintu pun terbuka dengan menampilkan seorang wanita paruh baya yang masih cantik di usianya yang mungkin sudah hampir memasuki usia Lima puluh tahun. "Oh Dave kau sudah sampai " Sonia langsung memeluk David lalu beralih memeluk Sinta. "Ayo masuk grandma sudah menunggu kalian" Sinta dan David mengekor di belakang Sonia yang berjalan menuju ruang keluarga. "Mom ,They are here!" Seorang wanita dengan rambut yang sudah memutih memalingkan wajahnya menatap David dan Sinta dengan senyum yang merekah. " Dave, kemarilah" Devina bersuara dengan bahasa Inggris yang begitu kental. David menggenggam tangan Sinta lalu mengajaknya untuk menghampiri Devina grandmanya . David memeluk dan mencium pipi grandmanya. " Grandma, kenalkan ini istri dave" David mengenalkan Sinta yang dari tadi hanya diam disampingnya. Devina tersenyum lalu memeluk Sinta.  "Siapa namamu?" Tanya  grandma masih dengan logat bahasa Inggris-nya setelah ia melonggarkan pelukannya. "Sinta grandma" Sinta menjawab dengan gugup. "Nama yang cantik, sama seperti orangnya. Cucuku memang pandai memilih pasangan" puji Devina sambil terkekeh pelan . "Oh Dave bawalah istrimu ke kamarmu, kalian pasti lelah bukan? Istirahatlah." David diam menatap grandma nya . "Bukankah grandma ingin bercakap-cakap dengan Dave?" Ucap David. "Sudahlah, istirahat sana" Devina membuat gerakan tangan menghalau kearah Dave. "Baiklah kalau begitu, selamat malam grandma" Dave mencium pipi Devina lalu mengamit tangan Sinta dan bergegas pergi menaiki tangga menuju lantai dua tempat kamarnya berada. ***** Rumah orangtua David 09:00 Am "Dave" panggil Devina saat David baru saja menuruni tangga. "Duduklah" titah Devina grandamsnya. "Ada apa grandma?" David bertanya sambil bergerak duduk di sofa di depan Devina. "Apakah istrimu sudah mengandung?" Devina bertanya to the poin. "Ermm belum grandma, lagi pula Dave dan Sinta baru menikah selama satu Minggu grandma" papar David menjelaskan. " Itu waktu yang cukup untuk hadirnya seorang janin dalam rahim Dave, atau ada masalah dengan istrimu?" Ujar Devina dengan matanya yang menyipit . David diam. "Oh oke, jika kau tidak mau memberi tahukannya pada grandma. Ingat dave tujuanmu menikah itu agar adanya penerus di keluarga ini, jika  istrimu tidak bisa mengandung, maka tinggalkanlah dia dan cari wanita lain" ujar Devina lalu kemudian bergegas pergi meninggalkan David yang menegang di tempatnya. Disisi lain, Sinta hanya bisa diam bersembunyi dibalik pilar tangga sambil membekap mulutnya dengan air mata yang terus menerus mengucur deras dari pelupuk matanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN