BAB 11

1197 Kata

"TIDAK!!!" teriakku. Aku terbangun dan melihat sekelilingku dengan cepat. Ada wak Yanto yang berada di sampingku. Seorang wanita yang kukenal sebagai bidan di desa ini. Di tanganku terpasang infus. Rupanya aku masih di kamarku dan aroma nanas muda masih pekat. "Kalau nanti habis infusnya, dan tidak ada pendarahan atau mual-mual lagi, telpon saya ya, Pak. Nanti saya buka infusnya. Nanti saya bantu bawa ke donter kandungan untuk memeriksa kondisi kandungannya." "Tak perlu, Bu. Cabut aja sekarang, toh juga Kinarsih sudah sadar." Bidan itu hanya tersenyum kecil lalu mengucapkan permisi. "Jangan jadi hamba yang tak tahu diri, Kinarsih. Sudah berbuat dosa zina, lagi kau akan menjadi pembunuh. Kalau kau mati dalam usahamu menggugurkan kandunganmu, maka kau akan mati dalam su'ul khotimah. Su

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN