Memperrsiapkan pernikahan

764 Kata
dretrrrr drettttt suara getaran hp membuat Fino terbangun dan melihat siapa yang mengganggunya di pagi hari ini, ia mendapati pesan dari mama nya “nak, nanti kamu jemput Ica biar kalian fitting baju sm liat gedung pernikahan, Jagan buat Ica ketakutan menghadapi kamu, jgn pasang muka judes atau cuek mu itu mama gak mau menantu mama yang cantik nangis karena ulah mu” isi pesan yang di kirim mama Fino sebenarnya ia sangat malas untuk berpergian karena ini adalah akhir pekan dan ia ingin sekali beristirahat dengan terpaksa iya mengiyakan ucapan mama nya “iya ma, ada lagi?” balas ku “ajak juga dia jalan-jalan ini waktu kalian untuk semakin dekat dan berinteraksi lah dengan nya lebih banyak" balas mama ku “o'k ma" jawab ku singkat setelah itu Fino membersihkan diri dan berpakaian casual untuk menjemput Ica, Fino mengendarai mobil mewah nya yang berwana abu tua ketika sudah sampai di depan rumah Ica iya turun dan di sambut oleh pak Ucup yang tidak lain adalah pembersih kebun “pak lagi bersih-bersih" sapa Fino “iya nak, biasa kerjaan hari-hari" balas pak Ucup, pak Ucup sangat senang non Ica akan menikah dengan Fino sudah ganteng, kaya dan anak yang sopan sama orang lebih tua iya masuk kedalam rumah Ica dan mendapati calon ibu mertua nya sedang duduk di sopa “eh nak Fino udh datang aja, Ica nya masih di kamar belum bangun kayaknya" ucap mama Ica “gkpp kok Tan" sahut ku “panggil mama aja kan bentar lagi mau nikah sama Ica" ucap mama Ica sambil tersenyum ”iya ma" balas ku sambil tersenyum juga “mbok" panggil mama Ica ke mbok inem “iya buk, ada apa?" ucap mbok inem yang habis mencuci piring “mbok tolong panggilli Ica bilang ada yang cari, tapi kalau nanti ditanya sama dia siapa bilang aja gak tau, oke mbok" sambil mengedipkan mata ke mbok inem “baik buk" ucap mbok sambil mengacungkan jempol mbok inem masuk ke kamar Ica dan membangunkannya “non bangun ada nyariin non Ica di bawah" mbok inem membangunkan sambil menepuk2 punggung Ica dengan pelan “siapa mbok?" ucap ku sambil mengedipkan mata ku akibat baru bangun dan mengumpulkan nyawa ku yang belum terisi penuh “gak tau non, mbok kebawah ya non mau nyuci baju soalnya" jawab mbok berbohong dan langsung keluar kamar Ica “hmm" jawab ku malas Ica turun dengan masih mengunakan pakaian tidur yang bermotif bunga kecil dan dengan santai melenggangkan kaki nya menuju ruang tamu dengan berwajah bantal ciri khas orang baru bangun tidur “eh yang ditunggu dah turun" ucap mama sambil mengupas kulit apel “Kamu" jawab ku setelah melihat orang yang duduk di depan mama ku, Ica POV mata ku langsung melongo melihatnya, spontan aku kembali lagi ke kamar dengan tergesa-gesa dan wajah yang merah karena Malu “kok dia ada di sini sih pagi-pagi" ucap ku sambil menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. setelah berpakaian rapi dan memoles wajah ku seadanya dan menggunakan pelembab bibir aku turun kebawah untuk mendapatinya, setelah turun aku melihat Fino yang menunggu ku sendiri di ruang tamu tak mendapati mama disana yang menemani nya, aku tersenyum kikuk saat dia melihat ku “sudah siap?" ucap Fino seadanya “emangnya kita mau kemana?" bukannya menjawab pertanyaannya aku malah bertanya ke Fino “fitting baju" ucapnya lagi “oh, yaudah aku sudah siap" ucap ku sambil melihat wajah Fino yang datar kami melaju dengan santai tak ada percakapan antara aku dan fino didalam mobil hanya ada suara musik “astaga cuek amat sm calon istri sendiri" tentu saja Ica berbicara dalam hati sesudah sampai di tempat yang dituju seorang designer menyambut kedatangan mereka dan melakukan fitting baju dan sebagainya yang akan di kenakan Ica dan Fino, setelah selesai melakukan fitting baju mereka langsung lanjut melihat gedung yang akan di pakai mereka menikah, tak banyak bicara Fino dan Ica hanya berbincang seadanya tentang gedung itu setelah itu kembali diam. sesampainya di mobil Fino membuka suara “kita makan dulu setelah itu aku antar pulang" ucap Fino sambil menatap Ica “iya"jawab ku seadanya karena aku gak tau mau ngomong apa setelah makan dan hendak pulang Fino melirik ke Ica dan bertanya “by the way kenapa kamu menerima perjodohan ini?" Fino bertanya dan tetap fokus melihat jalan “ya karena aku yakin pilihan mama sama papa pasti yang baik buat aku" ucap Ica sambil melihat Fino “kamu yakin?” tanya ku lagi “iya fin” ucapnya singkat setelah sampai rumah Ica, Fino berpamitan pada kedua orang tua Ica dan melihat Ica sekilas sebelum masuk ke mobil.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN