10. Akar Tragedi

1845 Kata

2006, beberapa minggu sebelum kenaikan kelas... Berada di antara rak-rak yang menjulang tinggi, dan ribuan buku yang tersusun rapih selalu menjadi hal menyenangkan bagi Sani. Ketertarikannya pada pelajaran memang tergolong minim, tapi untuk membaca, Sani bisa dikatakan lebih dari sekedar suka. Dia menikmati waktunya tenggelam bersama buku-buku, melayang bersama imajinasi-imajinasi yang dia rangkai sendiri, lantas menjelajah jauh ke bagian dunia lain yang tidak tersentuh di dunia nyata. Sani tersenyum, membaca barisan kalimat terakhir di lembar buku yang setelahnya dia balik, akan tetapi keasikannya lantas terhenti, ketika seseorang dengan seenaknya menutup buku yang sudah Sani lahap separuh. "Gue cariin ke mana-mana taunya lo malah di sini." Dengan napas terengah Finka berusaha menyampa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN