Bab. 23

1639 Kata

Zia ingin membantuku bebas. Mungkin bisa saja rencana kami berhasil, tapi bagaimana dengan Zia? Apa tega aku meninggalkannya di tempat mengerikan ini? Aku masih setia menghuni penjara bawah tanah, begitu juga Zia, berkorban memberikan tubuhnya kepada penjaga tahanan demi bisa menemuiku. Beberapa bulan kemudian setelah Aulia meninggal, aku dan Zia lebih banyak merenung daripada bercanda. Sudah hilang selera humor kami, biasanya Aulia lah yang sering ngoceh, ngebanyol, katanya biar hidup kami tidak terlalu sedih. Dibawa ‘happy’ saja. Ah, dia memang gadis aneh. Dalam keadaaan sulit pun dia seakan tak pernah merasa menderita. Berbeda dengan Zia, Zia sama pemberaninya seperti Aulia, namun dia gadis perasa, hatinya mudah rapuh dan iba terhadap orang lain. Kadang manja dan bawel. Sudah dua peka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN