Rasanya, waktu berjalan seperti siput, sangat lambat. Detak jarum jam pun seakan mengejek, mengatakan betapa malangnya nasibku. Sudah hampir tiga bulan aku mendekam di gedung tua ini. Penjara para tahanan wanita, orang dewasa dan remaja. Aku masih bertahan di lantai tiga dan bersembunyi di kamar mayat setiap kali pesta para mafia datang. Tidur di depan pintu berteman dengan anak-anak tikus yang menjijikkan. Selama ini, sedikit banyaknya aku sudah memahami bagaimana bertahan hidup di sini. Kami akan berbahagia memakan makanan sisa setelah pesta dan akan sangat menderita ketika hujan tak kunjung tiba. Hari-hari kami terasa sulit dan mencekik di hari-hari sebelum pesta itu dimulai. Buah beri-berian liar di sekitar halaman gedung tak cukup membuat kami kenyang, hanya sebagai umpan agar cacin

