Bab 8 : Sajadah buat kapal berlayar

2010 Kata
*Membaca Al-Qur'an lebih utama* Keseharian Kemala sebagai penulis belum terlalu padat, ia masih menunggu naskah nya lolos yang nantinya akan diinfokan oleh editornya. Kegiatan nya sebagai tenaga pendidik nyatanya mempengaruhi banyak hal, salah satunya dalam perkuliahan, ia sudah banyak absen ketika listrik mati lalu hilang jaringan, ia tidak bisa berlari ke sebuah bukit di belakang rumah warga untuk mencari jaringan sekedar absen kehadiran saja lantaran sedang mengajar. Al hasil selama setengah semester ia sudah absen sebanyak 4 kali, dan ini membuatnya ketar-ketir ketakutan jika dosennya memberikan nilai pas-pasan. "Bu, ini yang dicari contoh ikhfa kan?" Kemala yang tadinya sibuk melamun, melihat ke arah muridnya yang datang membawa Al-Qur'an. Hari ini jadwal mata pelajaran ilmu tajwid untuk siswa kelas tiga, sedangkan kelas satu dan dua jadwal mata pelajaran nya ada Sirah Nabawiyah. "Ini bukan ikhfa, coba ingat lagi kalau nun mati bertemu dengan huruf Alif itu hukum tajwid nya apa?" Kemala bertanya kepada siswi yang menghampiri nya, ia sebenarnya mengenal dekat siswi ini lantaran siswi ini adalah keponakannya, anak dari bibiknya. "Coba sebutin huruf ikhfa apa aja? Ada 15 tuh." "Huruf Ta, Tsa, Jim, Da, Dzal, Zai, Sin, syin, Shad, dhad, tha, zha, Fa, Qaf, Kaf." "Ada gak huruf Alif si situ?" Siswi itu tampak menggeleng. "Enggak ada, Bu. Berarti ini salah kan yah?" "Kalau soalnya ikhfa yah salah, tapi kalau ibu tanya Izhar baru bener. Ngerti kan?" "Ngerti, Bu." Kemala mengangguk puas, lalu berjalan mendekati murid-muridnya kelas dua melihat apa yang sedang mereka kerjakan itu sesuai dengan apa yang ia perintahkan. "Hemm. Jadi kalau yang kayak huruf Jim punya titik tiga ini huruf apa?" "Huruf eng Bu." Kemala menggeleng. "Kalau eng itu huruf a'in yang ada titik tiga nya di atas. Jadi kalau yang huruf Jim ini dibaca huruf, C." "Oh, iya Bu. Heheheh.." Kemala ikut terkekeh melihat siswanya yang sangat menggemaskan, ia menggemaskan kalau sedang ada tugas, kalau tidak ada tugas  Allahu A'lam lah. Ia membuka Ponselnya dan melihat ada banyak pesan grup, ia sedikit melirik ponselnya dan sama sekali tidak melihat tanda-tanda bahwa Adi akan membaca pesannya. Hal yang sangat menyebalkan bagi Kemala adalah setelah ia memutuskan untuk menerima Adi, pemuda itu malah semakin jarang saja membalas pesannya. Bahkan bisa terhitung jari. Sampai waktunya untuk istirahat dan sholat ashar, barulah centang dua itu berubah warna menjadi biru. Tak lama terlihat Adi yang sedang mengetik. Buaya sss "Masih di mess, aku kerja." Kemala mengangguk paham, setidaknya Adi memberitahukan alasan dirinya yang semakin jarang memberikan kabar. Ia tidak menuntut pemuda itu untuk setiap saat memberinya kabar hanya saja ia juga ingin tahu alasan kenapa pemuda itu sangat jarang membalas pesannya. "Yaudah, gak papa bang. Semangat kerjanya." Kemala memasukkan ponselnya ke dalam tas, lalu melihat para muridnya yang tanpa disuruh sudah berbondong-bondong mengambilnya air wudhu, kini ia menemukan cara untuk mengajari para muridnya, kebanyakan anak-anak di desanya ini spesies anak yang tidak bisa dikerasi. Sehingga ketika kita berlaku kasar dan keras, maka mereka akan semakin keras dan semakin menjadi. Jalan satu-satunya adalah menganggap mereka teman dan bisa menempatkan diri kita, jika sedang belajar maka siswa dituntut untuk serius, sedangkan di saat istirahat seperti ini maka Kemala akan membuka sesi diskusi dengan mendengarkan semua cerita siswanya. Sholat ashar telah selesai, dan sebagian siswanya telah keluar dari mesjid untuk beristirahat sebentar, Kemala sendiri masih berada di mesjid dengan beberapa siswa yang dengan setia menunggunya memakai hijab setelah melaksanakan sholat. Hingga secara iseng ia mengambil foto sajadah yang sedang terpapar sinar matahari. Lalu mengirimkan nya kepada Adi dengan pesan yang sangat membuat ia ngakak tapi penuh harapan. "Di mesjid ini nanti kita akad." Dan betapa terkejutnya kemala ketika Adi langsung merespon itu dengan cepat. Buaya sss Aamiin, nanti akad di mesjid itu. Kemala merasa sangat malu, akan tetapi senang juga. Akh ! Nano nano pokoknya. Ia bahkan terkaget-kaget ketika foto yang barusan ia kirim dijadikan status w******p oleh Adi. Duh, si buaya kalau udah manis kebangetan yah. Hahahah.... Dan satu hal yang baru Kemala sadari, Adi sudah jarang muncul di grup, bahkan tidak pernah lagi melihat Adi yang menggoda anak baru atau para seniornya. Ini beneran si buaya udah insyaf kan? Sukses dong dirinya jadi pawang buaya. Kemala baru saja hendak menutup ponselnya ketika panggilan video dari Adi menghentikan niatannya untuk menyimpan ponsel miliknya. "Assalamualaikum, kenapa Bang?" "Gak ada, gak boleh emang vc Mala?" Kemala menggeleng, lalu terseyum merekah merasa senang karena Adi bisa menyempatkan waktunya untuk sekedar ngobrol dengannya. "Belum pulang sekolah?" Tanya Adi dari seberang sana. "Belum jam-nya lah, masih masuk lagi inikan lagi istirahat" "Yaudah, istirahat dulu. Aku mau nulis dulu, belum nyampe target soalnya." Kemala hanya mengangguk karenabaginya sudah cukup seperti ini walaupun hanya sebentar saja, setidaknya Adi menganggap dirinya ada. Lagian Adi bukan pemuda yang pengangguran sehingga harus setiap waktu menghubunginya, harus fast respon dengan chatnya, meskipun terkadang Adi terasa sangat menyebalkan lantaran selalu mengabaikan pesannya dan lebih memilih ribut di grup. "Bu, belum mau masuk?" Kemala sedikit takjub dengan salah satu siswanya yang sangat berbeda dengan kebanyakan siswa pada umumnya, jika yang lain selalu berteriak kekurangan waktu istirahat, ini malah mempertanyakan kapan mereka masuk kelas, sungguh ajaib. Ciri-ciri siswa yang paling banyak dighibahi pasti modelan kayak gini nih, banyak musuh karena selalu menjadi garis terdepan dalam melaporkan tugas. "Tunggu yah Suti, Ibu lagi make kaus kaki dulu, kamu duluan aja." "Enggak mau, mau nunggu ibu aja." Tolak siswi bernama Suti itu. Yang membuat Kemala hanya menggeleng menyadari jika siswi nya ini sedang caper alias cari perhatian ke guru, dan mohon maaf siswi yang begini sama sekali tidak masuk rekap bagi Kemala. Ia hanya akan meniai siswa dari kesopanan nya, sedangkan Suti ini spesies siswi yang ribut di dalam kelas dan selalu memotong penjelasannya. Kemala yang telah selesai mengenakan kaus kakiny amenutup semua pintu mesjid dan mematikan kipas angin. Bersama dengan tiga siswi yang satu geng ia kembali menuju sekolah dan tampak anak-anak didiknya tengah asyik bermain dengan permainan tradisional. Ia seolah dibawa ke dimensi lain yang membuat diriny amengenang masa kecil dulu, sepulang sekolah tanpa makan siang dirinya langsung kabur membawa karet gelang yang di simpulkan menjadi satu dan panjang, di lapangan sudah berkumpul teman-temannya baik laki-laki maupun perempuan, mereka terus bermain karet dengan dua orang penjaga yang dbagi menjadi dua kelompok. Kemala yang memiliki postur tubuh tinggi dengan kaki panjang dan badan ramping mampu melewati karet yang settinggi satu meter lebih. Berbeda dengan yang sekarang, Kemala dengan tubuh gempal dan tinggi membuat dirinya berpostur tinggi besar layaknya raksasa. Sedikit terkekeh geli, Kemala menatap muridnya dengan miris, ia pernah ada di posisi seperti itu, memiliki teman bermain yang banyak lalu di masa depan satu persatu menemukan jalan hidupnya seperti yang ia rasakan, di antara mereka berlima, hanya Kemala yang melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi, sedangkan yang lain hanya sebatas SMA dan SMP. Kesibukan yang dialami Kemala membuat ia kesulitan menemukan waktu untuk bergabung dengan keempat temannya, terlebih ketika satu di antaranya sudah melangsungkan lamaran baru-baru ini, membuat rasa takut ditinggal itu semakin kuat, belum lagi ketiga temannya yang tersisa sudah memiliki calonnya masing-masing, apa kabar dirinya yang masih abu-abu, bahkan untuk bersama dengan Adi saja ia belum membalas proposal pemuda itu secara resmi. "Yok masuk dulu. Besok disambung lagi." Ajak Kemala ketika melirik jam yang sudah menunjukkan waktu masuk kelas. Terdengar suara sorak sorai siswanya, ada yang merasa keberatan ada pula yang malah kegirangan yang mungkin lantaran waktu pulang sekolah sudah dekat. Di jam terakhir begini biasanya Kemala memberikan soal, namun untuk kali ini ia menuruti keinginan siswa nya sesekali untuk ditgaskan membuat kaligrafi, Alhasil banyak siswa yang tiduran sembari merangkai ayat Al-Qur'an seindah mungkin dengan warna-warni. Drtt...Drtt...Drtt... Kemala mengintip sejenak ponsel miliknya dan sedikit terkejut melihat sebuah chat yang muncul dari Adi. Bukannya pemuda itu tadi pamit ingin nulis? lalu kenapa malah mengirinya pesan lagi? Buaya sss. "Aku pikir gak ada yang ngeh, ternyata ada juga anak penulis yang teliti." isi pesan Adi sembari melampirkan sebuah hasil tangkapan layar pesan seseorang yang membuat Kemala terkejut bukan main dan merasa panik seketika. . "Lah itu siapa, Bang?" Balas Kemala ketar ketir dengan pikirannya yang berkelana ke sana ke mari merasa takut jika anak-anak grup nya tahu jika ia dengan Adi ada hubungan khusus. Buaya Amazon "Kak Lila. Dia tadi cuma nanya doang kok, gak usah takut. " Kemala menghela nafasnya lega, ia belum ingin speak up masalah hubunganya dengan Adi, biarlah waktu yang akan menjawab dan membongkar semuanya, ia belum memiliki nyali sekuat itu. "Yaudah gak papa, Mala mau ngajar dulu yah. Semangat nulisnya." Balas Kemala dengan emot kepalan tangan di belakang pesannya. Ia langsung beralih ke aplikasi WPS office yang ada di ponselnya, mengetik sederet kalimat yang menjelaskan dirinya secara rinci, ia memutuskan untuk segera membalas proposal diri itu sebelum Adi menukar pikirannya. Ia berulang kali terkekeh geli mengetik semua hal fakta tentang dirinya. Astaga dirinya sangat malu sekali sebenarnya, tapi jika tidak dibalas malah kasian  Adinya, keburu kabur entar si buaya. Hampir lima belas menit ia berkutat dengan kalimat demi kalimat itu, Ia langsung mengirimkan file tersebut ke email milik Adi."Bismillah, ini yang terakhir ya allah, capek kalau harus ngulang dari awal terus menerus. Kalau sampai gagal juga fix aku minta dijodohin aja sama bapak." Batin Kemala dengan penuh harapa akan hubungannya dengan Adi, meski bakal tidak mudah karena jarak yang membentang mereka cukupp jauh ditambah mereka hanya berkenalan lewat media sosial saja. Kemala sudah mantap memutuskan untuk menjalin hubungan serius dengan Adi. "Coba buka email." Kemala mengirim pesan ke Adi dan langsung direspon bingung oleh pemuda itu. Buaya Amazon "Kenapa? kamu kirim apa, La?" "Baca aja, tapi nanti yah. " Buaya sss calling... Anjim, ini anak udah dilarang baca sekarang malah langsung telpon. Dengan berat hati Kemala mengangkat panggilan itu dengan menahan rasa malunya.. "La, Ini beneran? Serius? jadi resmi ni? aku diterima?" Kemala bingung hendak menjawab apa, sumpah dirinya sangat malu sekarang. Bisa-bisanya Adi malah langsung menelpon dirinya, kan malu jadinya. Duh gusti kenapa engkau harus menjadikan seorang Adi yang mengesalkan ini menjadi kekasihnya. "La, dijawab dong. .Ini beneran? kita official, kan? Resmi, kan?" "IYA RESMI, OFFICIAL, TAKEN. PUAS!!!" Teriak Kemala marah yang membuat pemuda gondrong di seberang sana tertawa geli sembari kesenangan. Akhirnya tepat pada tanggal 16 Februari hampir sebulan dari waktu Adi mengirimkan proposalnya, ia membalas proposal itu dan resmi kapal mereka berlayar dengan Adi sebagai nahkodanya, ada banyak harapan yang Kemala letak di hubungannya yang sekarang, semoga saja Adi berbeda dengan mantannya yang sebelum Adi. "Ini berkah dari sajadah yang kamu foto tadi, La." Kemala hanya terkekeh, ia bahkan sudah merapikan tas dan buku mengajarna ketika masuk waktunya pulang tanpa mematikan sambungan telepon, terlihat bibit bucin sejak dini dan meungkin akan menjadi kebiasaan bagi Kemala nantinya. "Kamu masih mau pulang?" "Iya, ini masih salaman anak-anak itu sama Mala." Keadaan hening, Adi terdengar sedang sibuk mengetik sesuatu yang sepertinya sedang menulis. Ia yang awalnya ingin bertanya urung setelah melihat para siswanya sudah pulang semua. dan hanya tersisa dirinya saja di sini. Ia masih tidak percaya dan menyangka jika pada hari ini ia berani mengambil langkah yang sama eperti beberapa bulan yang lalu, langkah di mana dirinya harus terluka akibat tingginya sebuah kepercayaan yang ia letak kepada seseorang yang bahkan tidak pernah meletakkan hati dan kepercayaan untuknya, selama tiga bulan berhubungan ia harus mati-matian merangkak terus menjaga agar t idak lepas. Tapi ternyata benar kata quotes receh twitter. Jangan percaya sepenuhnya kepada orang lain, sedangakn diri sendiri saja bisa berkhianata, gimana lagi dengan orang lain yang jelas-jelas asing bagi kita? Lagi pula kemarin memang salah nya. Terlalu cepat dan terkesan terburu-buru mengambl keputusan untuk menerima pemuda yang nyatanya ia tahu bagaimana kelamnya dunia pemuda itu, alih-alih menjauh dirinya malah seolah menjadi perempuan tangguh menerima semua kekurangan kekasihnya meskipun itu sangat fatal sekali. Dengan dalih naif ingin merubah, yang nyatanya perubahan itu tidak bisa berasal dari orang lain, yang namanya perubahan dalam diri seorang selalu berasal dari niat dan kemauan, sedangkan pemuda yang menjadi kekasihnya tidak memiliki niat itu dan malah mencari pelarian ke gadis lain yang siallnya ia sangat mengenal sekali siapa gadis itu. "Banyak harapanku di hubunga kali ini, dan semoga kamu bukan salah satu dari penghancur harapan itu." Batin Kemala sembari berjalan mendengarkan Adi yang tengah bercerita tentang keseharianya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN