Sakha mengetuk pintu ruangan papanya. Itu adalah hari keempatnya di Jakarta dan dia memutuskan untuk datang ke kantor sang papa karena ada sesuatu yang ingin dia tanyakan, selain itu juga karena Antony semalam tidak pulang ke rumah pasca pertengkaran dengan Henny. Sakha merasa kali ini dia harus sedikit ikut campur. Antony barang kali membutuhkan teman cerita untuk sekedar berbagi keluh kesah, dan tidak ada lagi orang yang bisa memahami sikap Henny selain Sakha, putranya sendiri. “Papa pikir kamu tidak akan pernah datang ke sini lagi.” Ujar Antony seraya menutup laci di meja kerjanya. Sakha duduk di sofa panjang yang biasa digunakan oleh tamu yang datang ke ruangan Antony, “Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan. Sebenarnya, ada masalah apa lagi antara Papa dan Mama?” tanyanya to the point.

