Jedidah memangku putri kecilnya yang berusia tiga tahun itu di atas pangkuannya, membiarkan tubuh mungil itu bersandar nyaman di dadanya. Jedainne duduk menghadapnya, sementara jemari besar Jedidah dengan telaten merapikan rambut lembut anak itu. Jedainne adalah miniatur Dara. Kecil, manja, dan penuh tingkah. Berbeda dengan Jedidah yang tenang dan terkendali, anak itu selalu bergerak, selalu menuntut perhatian dengan cara yang menggemaskan. "Yayahhhh," panggilnya dengan suara melengking khas anak kecil. "Iya, Sayang?" Jedainne tersenyum lebar, pipinya yang bulat bersemu merah karena habis mandi air hangat. "Peyukkk!" Jedidah tertawa, suara rendahnya menggema di ruangan hotel yang mewah. "Dasar anak kecil manja," gumamnya, tapi lengannya sudah bergerak, menarik tubuh mungil itu ke dala

