Intro

183 Kata
Silvia kira menikah itu semudah menghasilkan foto mahakarya dengan kameranya, memproduseri sebuah acara televisi hingga menjadii acara favorit lini masa atau berburu berita bonafit yang layak dijadikan headline news. Andra kira menikah itu semudah saat ia pertama kali belajar menjadi barista hingga sanggup meracik kopi terbaik versi dirinya, seperti komposisi rasa kopi yang hanya terdiri dari rasa pahit dan manis saja, dan seindah musik-musik yang sering ia putarkan untuk Silvia. Mereka berdua kira menikah itu sederhana, cukup ada aku dan kamu, kita duduk berdua, menikmati sore dengan secangkir kopi di tangan kita, bercerita tentang hari ini, merencanakan masa depan dan meninggalkan masa lalu. Nyatanya menikah itu tidak semudah, seindah, dan sesederhana yang ada di benak mereka. Semuanya berubah saat kopi tak lagi menjadi penyatu, musik tak lagi memiliki harmoni dan kamera tak lagi berguna untuk memperbaiki keadaan yang telah caruk maruk oleh ego masing-masing. Rumit bagi Silvia, simple bagi Andra. Sulit bagi Silvia, mudah bagi Andra...Aach... Pemikiran mereka bertolak belakang bagai dua kutub magnet. Supaya di dalam rumah tangga tidak terjadi chaos, kuncinya itu hanyalah harus ada yang rela mengalah dan kuat bertahan di dalamnya. ~~~ ^vee^
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN