PART 1 - Keluarga William

2283 Kata
Evelyn merasa ada sinar hangat menerpa wajahnya. Wanita itu membuka matanya perlahan, melihat seorang wanita di kamarnya. "Bangun, Anak Haram!" Grace menarik tangan Evelyn dengan kuat lalu menampar wajahnya. Evelyn membuka lebar matanya. Entah apa kesalahannya kali ini hingga Grace masuk ke kamarnya pagi-pagi dan menamparnya. "Apa yang kau katakan pada Leo? Kau pasti mengatakan hal buruk pada Leo padaku hingga ia meminta putus dariku. Apa yang kau katakan padanya, Evelyn?" Evelyn merapikan rambutnya yang berantakan. Mata tajam Grace serasa menembus tubuhnya. Wanita itu mengepalkan tangannya seperti menahan untuk tidak menarik rambut Evelyn. Merasa kesal ketika Evelyn berjalan ke kamar mandi dengan santai seolah Grace tidak terlihat. "Jangan mengabaikanku, Jalang. Kau pasti menggoda Leo, bukan? Kau bermain dengan Leo di belakangku? Kenapa dia selalu membelamu di depanku?" Suara Grace tidak terdengar lagi ketika Evelyn menutup pintu kamar mandi dengan kasar tepat di depannya. Wanita itu melihat bekas tamparan Grace di kaca yang menimbulkan sedikit rona merah. Evelyn membuka pakaiannya dan bersiap mandi. Tiga puluh menit kemudian, Evelyn keluar dari kamar mandi dan melihat Grace masih berada di kamarnya. Evelyn mendesah kasar, rupanya adik tirinya itu sangat kesal kepadanya. Biasanya, Grace tidak akan menunggu sampai Evelyn keluar dari kamar mandi. "Katakan padaku kenapa Leo meminta putus dariku! Katakan!" teriak Grace. "Apa yang ingin kau ketahui? Bukannya kau sudah tahu alasannya? Leo ingin putus karena dia sudah bosan denganmu, Grace. Kenapa kau masih bertanya padaku tentang hal yang sangat jelas itu?" "Wanita sialan! Aku akan membunuhmu karena menggoda Leo." Grace menarik rambut Evelyn dengan kuat, Evelyn pun membalasnya. Mereka saling menampar, memukul, dan mencakar. Dulu, Evelyn tidak pernah membalas ketika Grace menyakitinya, tapi sekarang Evelyn mulai lelah dengan tingkah kekanak-kanakan Grace. Mereka saling berguling di ranjang hingga kamar Evelyn menjadi berantakan. Tapi Grace tidak menampakkan ingin berhenti, jadi Evelyn tidak punya pilihan lain selain melanjutkan perkelahian itu. "Nona Evelyn, sarapan sudah siap. Nyonya Elizabeth menyuruh Anda segera ke bawah." Ketika mendengar suara di pintu, Evelyn dan Grace segera berhenti. Evelyn merapikan rambutnya, lalu berteriak untuk menjawab pelayan di depan kamarnya, "Baiklah. Aku akan segera turun." Evelyn melihat lengan Grace berdarah karena tergores ujung meja. Wanita itu tampak terkejut dengan luka di lengannya dan menatap Evelyn dengan tajam. "Apa yang kau lakukan padaku? Kau membuat lenganku berdarah! Berani-beraninya kau! Aku akan melaporkan ini pada Mami. Mami tidak akan membiarkanmu tenang hari ini, Evelyn." "Terserah apa yang kau katakan." Evelyn berjalan melewati Grace yang masih melihat luka di lengannya dengan wajah meringis. Evelyn membuka handuk yang masih melekat di tubuhnya dan telanjang di depan Grace tanpa malu. Grace semakin marah kepada kepercayaan diri Evelyn pada tubuhnya. Grace tidak suka Evelyn lebih cantik darinya. Grace tidak suka Evelyn memiliki tubuh yang lebih seksi darinya. Grace tidak suka Evelyn lebih pintar darinya. Dan Evelyn menggunakan semua kelebihannya itu untuk membuat Grace seperti sekarang, melihatnya dengan kebencian karena sesuatu yang tidak ia miliki. Evelyn suka Grace iri kepadanya. Karena selama ini Grace selalu mendapatkan apapun dengan mudah dan keluarga besar William memperlakukannya dengan baik. Evelyn hanya ingin menunjukkan meskipun dengan semua itu, ia masih lebih baik daripada adik tirinya itu. "Katakan padaku! Apa kau sengaja merebut Leo dariku? Kau sengaja merebut Leo untuk membalas perbuatanku selama ini, bukan?" Kadang Evelyn iba melihat Grace yang tampak putus asa seperti sekarang. Tapi jika mengingat segala perbuatan yang Grace lakukan padanya dari kecil, rasa iba itu lenyap tak bersisa. "Aku dan Leo berteman sejak kuliah. Kami satu angkatan, kau harusnya tahu itu. Aku tidak berniat merebut Leo darimu dan aku tidak tertarik dengan Leo. Daripada menyalahkanku, cobalah lihatlah dirimu sendiri, Grace. Coba pikirkan apa yang kau lakukan hingga Leo meninggalkanmu?" "Kau anak haram, Sialan! Jangan berlagak di depanku, Evelyn. Kau pasti senang Leo meninggalkanku. Kau merasa bisa mendapatkan semua pria yang kau mau, termasuk Leo, bukan?" Evelyn duduk di meja riasnya dan merias wajahnya dengan cepat. Tidak menghiraukan Grace yang masih menatap tajam padanya dan mengamati semua gerak-geriknya. Evelyn melihat goresan cukup panjang di dahi kanannya akibat kuku Grace yang panjang. Luka itu begitu perih ketika terkena rambutnya, jadi Evelyn memilih mengikat rambutnya dengan rapi ke belakang. Evelyn memoleskan lipstik merah di bibirnya, lalu berjalan ke rak sepatunya. "Kau tidak keluar?" tanya Evelyn pada Grace yang masih diam di kamarnya. "Aku akan membalasmu karena merebut Leo dariku. Aku tidak akan melupakan semua penghinaan ini, Evelyn," kata Grace lalu mendorong tubuh Evelyn dan keluar dari kamar. Evelyn merapikan pakaiannya. Wanita itu menghembuskan napasnya berat. Dengan langkah panjang dan tegas, Evelyn turun ke bawah dan melihat keluarganya sudah duduk di meja makan. Evelyn melihat mata mereka satu-persatu, ada berbagai tatapan yang mereka pasang untuk Evelyn pagi ini, seperti biasa, tatapan kebencian dari Belia, tatapan merendahkan dari Illana, tatapan tak peduli dari Raihan, dan tatapan kejam dari Noran. Evelyn tersenyum, setidaknya masih ada yang menatapnya dengan hangat di ruangan itu, yaitu Elizabeth, neneknya. Kalau tidak, Evelyn sudah dari dulu meninggalkan rumah yang menyesakkan itu. "Dahimu berdarah, Evelyn. Ada apa? Apa Grace mengganggumu lagi?" tanya Elizabeth dengan khawatir. "Tidak, Nek. Dahiku terbentur meja tadi pagi." Evelyn merasakan tatapan Noran padanya yang semakin tajam. Pria itu lebih tua darinya dua tahun. Noran adalah anak Raihan, paman Evelyn sekaligus anak pertama Elizabeth. Di keluarga itu, tidak ada yang mempunyai hubungan darah dengan Evelyn, karena ia hanyalah anak selingkuhan dari menantu Elizabeth yang sudah meninggal. Mereka bukanlah keluarganya, tapi Evelyn sudah tinggal di rumah itu sejak ia lahir. Reisa meninggal saat melahirkan Evelyn. Handy, ayah Evelyn membawanya ke rumah keluarga William karena Reisa hanya anak dari panti asuhan, ia tidak punya keluarga lain untuk menjaga Evelyn. Keluarga William kaget saat Handy membawa seorang bayi ke rumah mereka. Mereka tahu bahwa hubungan Handy dan Dorah tidak begitu baik. Handy adalah mantan aktor terkenal. Handy bertemu Dorah saat pria itu menjadi model untuk rumah sakit Medistra. Dorah menyukai pria yang sangat tampan itu hingga meminta neneknya untuk menjadikan Handy suaminya. Tapi Dorah adalah wanita yang sangat bebas. Walaupun sudah menikah dengan Handy, Dorah suka bermain dengan pria lain di belakang Handy dan Elizabeth. Handy mengetahui itu, sehingga ia pun ingin membalas dendam dengan melakukan hal yang sama. Reisa adalah dokter spesialis bedah saraf yang terkenal di rumah sakit William. Reisa wanita yang cantik. Handy beberapa kali bertemu dengan Reisa ketika acara di rumah sakit William dan Handy terpukau dengan kecantikan Reisa. Melihat Dorah yang mengkhianatinya, Handy berniat menceraikannya dan menikah dengan Reisa. Tapi Dorah tidak mau menceraikan Handy karena ia juga sedang hamil karena pria lain. Di saat yang sama, Reisa pun hamil anak Handy dan akhirnya meninggal ketika melahirkan Evelyn. Handy dengan berani membawa Evelyn ke rumah William dan mengatakan di depan keluarga William bahwa Dorah hamil anak pria lain, begitu juga dirinya. Karena tidak mau berita itu sampai terdengar pihak luar, Elizabeth memutuskan untuk menyembunyikan fakta itu dan mengakui Evelyn sebagai cucunya. Bagaimanapun juga, masalah itu berawal dari perselingkuhan anak perempuannya. Namun, mereka tidak mengira bahwa Handy memiliki penyakit jantung bawaan dan meninggal saat Evelyn berumur sepuluh tahun. Keluarga William berencana mengirim Evelyn ke keluarga Handy, tapi Elizabeth melarangnya. Elizabeth sudah terlanjur menyayangi Evelyn seperti Grace - cucu kandungannya. Dan menurut Elizabeth, bocornya identitas Evelyn akan merugikan keluarga William nantinya. Keluarga William lain tidak ada yang berani menentang Elizabeth, jadi Evelyn tetap berada di rumah itu sampai sekarang. Sampai Evelyn mengetahui seluk beluk dirinya dan alasan kenapa seisi rumah menatapnya dengan penuh kebencian. "Dasar tukang pencari perhatian," bisik Noran di samping Evelyn. Evelyn melirik singkat pria itu. Evelyn masih mengingat Noran adalah anak laki-laki yang selalu bersikap baik padanya waktu kecil. Grace membencinya sejak kecil, tapi Noran tidak. Noran selalu membela Evelyn di hadapan anak-anak lain di sekolah. Noran adalah satu-satunya anak yang mau berdekatan dengannya. Tapi sikap pria itu berubah saat Noran memasuki SMA. Noran berubah di waktu yang sama saat Evelyn mengetahui asal-usulnya di keluarga William. Evelyn tidak berani bertanya kenapa Noran membencinya, tapi Evelyn pikir, Noran membencinya pasti karena dia hanyalah orang luar di keluarganya. "Mami, lihatlah apa yang wanita itu lakukan padaku! Dia melukai lenganku! Lihatlah lenganku terluka!" teriak Grace di depan semua orang. Evelyn memutar matanya jengah. Evelyn hanya ingin pagi yang tenang di rumah ini, tapi kenapa permintaan sederhana itu begitu sulit untuk ia dapatkan? "Kau melukai anakku?" Mata Dorah melotot kepada Evelyn. Wanita paruh baya itu sudah berdiri untuk mendekati Evelyn. "Beraninya kau melukai anakku?" "Dorah, hentikan! Kita bisa bicarakan ini baik-baik tanpa keributan. Nenek akan bersikap netral di sini. Nenek akan mendengarkan dari pihak Grace dan Evelyn. Jadi, siapa yang akan bercerita lebih dulu tentang pertengkaran kalian sekarang?" kata Elizabeth mencoba menengahi kedua cucunya. "Wanita itu merebut kekasihku, Nek. Dia merebut Leo dariku! Leo memutuskanku, Nek..." kata Grace dengan wajah sedih. Evelyn harus mengakui bahwa Grace sangat pintar bersandiwara. Evelyn pikir Grace lebih cocok sebagai artis daripada bekerja sebagai dokter. Evelyn tak tahu kenapa banyak orang yang datang ke klinik kecantikannya selama ini. Grace adalah seorang dokter kecantikan. Keluarga William adalah keluarga dokter. Tidak ada anggota keluarga yang tidak berkuliah di kedokteran, begitu juga Noran dan Grace. Noran adalah dokter bedah saraf. Di umur 32 tahun, laki-laki itu sudah menjadi kepala staf bedah saraf di Rumah Sakit Medistra. Sedangkan Grace, wanita itu tidak mau menjadi staf rumah sakit keluarganya dan meminta Elizabeth untuk membuatkannya klinik kecantikan di dekat Rumah Sakit Medistra. Dokter di klinik kecantikan Grace kebanyakan berasal dari luar negeri, Grace membayar dokter kecantikan paling berkompeten di Asia, sehingga klinik itu sangat terkenal sekarang. Padahal Evelyn tahu, Grace bahkan tidak pernah memiliki pasiennya sendiri. "Apa benar yang dikatakan Grace, Eve?" "Apa Nenek mengenal Leo? Aku berulang kali bercerita kepada Nenek bahwa Leo adalah teman kuliahku. Aku dan Leo tidak memiliki hubungan apapun." Evelyn menatap Grace dengan jenuh, Evelyn harus bekerja dan ia tidak punya waktu untuk menanggapi semua ini. "Bagaimana bisa kau menyalahkanku setiap kau putus dengan pacarmu? Aku tidak pernah merebut siapapun darimu, Grace." "Ya, kau merebutnya. Kau tak tahu kalau Leo sering membicarakanmu? Dia selalu bertanya tentangmu padaku. Dia kekasihku, tapi dia selalu tertarik dengan segala yang kau lakukan. Kau menyebalkan, Evelyn. Kau sungguh menyebalkan!" Evelyn tidak tahu kenapa Leo melakukan itu semua. Evelyn sudah jarang bertemu dengan Leo karena ia sedang sibuk dengan pekerjaannya, apalagi beberapa minggu ini, Evelyn juga mengajar kuliah kedokteran menggantikan temannya yang sedang cuti hamil. Hanya sedikit teman Evelyn waktu kuliah dan Leo adalah salah satu yang dekat dengannya. "Leo menanyakanku karena kami sudah lama tidak bertemu, Grace. Bisakah kita mengakhiri pembicaraan ini? Aku harus segera pergi." Evelyn sudah berbalik ketika seseorang mencengkram tangannya dengan erat. Evelyn melihat pada Noran yang kini menatapnya tak kalah tajam dari Grace. Evelyn sedih melihat Noran bersikap seperti sekarang padanya. Noran adalah salah satu dari sedikit orang di dunia ini yang ia pedulikan. Evelyn tidak bisa mengabaikan tatapan tajam pria itu seperti ia mengabaikan keluarga William yang lain. "Kau melarikan diri, itu menegaskan bahwa kau memang salah, Evelyn. Kenapa kau suka sekali menggoda pacar Grace?" kata Noran. Wajah pria itu begitu ketus dan dingin. Noran memiliki lesung di pipinya yang sangat manis. Tapi sudah lama Evelyn tidak melihat lesung itu. Evelyn tidak pernah lagi melihat Noran tersenyum di depannya. Noran selalu memasang wajah yang sama kepada Evelyn. Wajah penuh kebencian dan tatapannya yang menghunus tajam. "Aku tidak pernah melakukannya. Kau jangan berbicara sembarangan tentangku," balas Evelyn. Noran menarik tangan Evelyn hingga kepala wanita itu membentur d**a Noran. "Lalu kenapa mereka sangat tertarik denganmu, Evelyn?" "Noran!" Illana memanggil anaknya dan seketika Noran melepaskan tangan Evelyn dari genggamannya. Noran kembali duduk di kursinya. Seperti tidak terjadi sesuatu, pria itu kembali sarapan dengan santai. Satu-satunya orang di ruangan itu yang masih menyentuh makanannya. "Minta maaf! Minta maaf pada Grace sekarang! Bagaimana pun, kau telah melukai tangan Grace." Evelyn menundukkan kepalanya di depan Grace. "Aku minta maaf." "Evelyn..." lirih Elizabeth dengan sedih. Grace dan Dorah terlihat senang Evelyn menundukkan kepalanya di depan Grace. Evelyn bisa menundukkan kepalanya di hadapan keluarga William ratusan kali tanpa merasakan apapun. Apa susahnya mengatakan kata maaf? Walaupun Evelyn tidak melakukan kesalahan apapun, ia sanggup minta maaf puluhan kali pada Grace asalkan ia bisa menjauh dari mereka. Mereka menganggap Evelyn tidak berharga di rumah itu, jadi kenapa Evelyn harus mempertahankan harga dirinya di rumah itu? "Evelyn, lain kali, jangan minta maaf kepada siapapun jika kau tidak bersalah." Elizabeth menatap dua orang yang tersenyum dengan girang di meja makan itu. " Dan untukmu Grace, jangan menuduh Evelyn sembarangan seperti tadi. Kalian sudah dewasa, bagaimana bisa kalian masih menyelesaikan masalah dengan kekerasan seperti ini. Bukankah luka di dahi Evelyn itu juga karenamu, Grace?" "Apa? Bukan. Aku tidak melakukan apapun padanya," kata Grace dengan santai. "Kalian sama-sama terluka. Kau juga harus meminta maaf pada Evelyn, Grace." Grace memukul meja makan dengan wajah geram. "Aku tidak akan pernah mengucapkan maaf pada wanita itu, Nek. Jangan memaksaku!" Grace pergi dari ruang makan itu dengan wajah kesal. Lagi-lagi, Elizabeth membela Evelyn. Padahal wanita itu bukan cucu kandungnya, Grace lah cucu kandung Elizabeth. Kenapa Elizabeth selalu membela wanita itu daripada dia? Setelah Grace pergi dari tempat itu, Evelyn mendekati Elizabeth dan mencium kening wanita tua itu. "Nenek, aku harus segera pergi. Hari ini aku ada dua operasi," kata Evelyn dengan lembut yang membuat semua orang di meja makan itu semakin membencinya. Bagi keluarga William, Evelyn sangat pandai mengambil hati Elizabeth. Evelyn keluar dari rumah itu dengan cepat. Evelyn masuk ke mobilnya, meninggalkan rumah besar bak kastil mewah itu di belakangnya. Semakin hari, keluarga William semakin asing untuk Evelyn. Hanya satu yang membuat Evelyn bertahan di rumah itu, yaitu Elizabeth. Kalau Elizabeth tidak menahannya tetap di rumah itu, Evelyn sudah keluar dari rumah William sejak ia tahu bahwa dirinya bukan anggota keluarga William. Satu hal yang Evelyn takutkan di dunia ini, yaitu membuat Elizabeth kecewa dan sedih karenanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN