"Jiii?" Suara serak itu terdengar. Jihan menangis di atas. Gadis itu satu-satunya yang aman dan selamat. Ia sudah tak melihat Anne dan Hamas. Tapi saat mendengar suara Evan, ia menangis semakin kencang. Evan tersangkut di antara pohon yang tumbang. Sementara di depan mereka, tanah baru saja longsor dan air mengalir deras ke arah pemukiman. Dari kejauhan, Jihan melihat rumah-rumah penduduk yang gelap itu dipenuhi tangis dan teriakan. "Evaaaaaan!" Jihan terharu. Ia pikir kalau ia benar-benar sendirian makanya ia menangis. Ia tak tahu harus melakukan apa. Saat berlari tadi, Anne sudah lebih cepat dibandingkan dengannya. Ia memang agak tertinggal di belakang. Hingga saat melihat tanah bergerak turun begitu cepat, Jihan mencicitkan langkah sembari memanggil Anne agar berlari ke tempat yan

