“A-apa kamu bilang, Zi?” Ardi mengulangi pertanyaannya, meski ia yakin ia mendengar hal yang benar, tapi entah mengapa pernyataan Zia itu mengusik rasa tidak percayanya pada pendengaran sendiri. Zia masih diam, terlihat syok dengan kata-katanya beberapa detik lalu. “Zi, aku tanya barusan kamu bilang apa?” Ardi mendesak, memastikan bahwa tidak ada yang salah dengan pendengarannya. Istri mungilnya itu menunduk, keningnya berkerut, bibir tipisnya menggumamkan sesuatu yang tidak dapat Ardi dengar. Tangan gadis di hadapannya itu kini sibuk mengusap tekuk entah kenapa. “Me-memangnya aku bi-bilang apa?” suara Zia terdengar gugup. Ekspresi terkejut Ardi berganti dengan senyuman jahil yang kini terukir di bibirnya. Melihat Zia yang terlihat salah tingkah karena ucapannya sendiri men

