Burning

1409 Kata
  Drew, sang lord dari Shadow world harus berusaha keras mengerti perasaan seorang gadis. Hal tak pernah terpikir oleh seseorang yang  tenggelam dalam lubang kesepian tanpa ujung. Drew tidak pernah mengira jika suatu hari dia akan mengalami cobaan besar yang meruntuhkan akal sehatnya. Godaan berupa peri kecil yang imut sungguh tidak tertahankan. Bagaimana tidak, rencana yang ia susun pagi ini tidak sesuai rencana. Setelah meletakkan Britney di ranjang, Drew sudah berniat pergi ke dunia manusia untuk memantau keberadaan kaum vampire murni. Namun setelah ia meletakkan peri itu, dia malah tidak bisa bergerak sama sekali. Tangan dan kaki Britney seolah berubah menjadi gurita yang melilit tubuhnya dan enggan melepaskan dirinya. Tubuh Britney semakin maju dan menggeliat pelan di atas Drew. Darahnya mendadak berdesir hebat saat jari-jari lentik Britney terus menjelajah di dadanya.   "Ehem, mine...aku belum tahu namamu," Drew mencoba mengalihkan sesuatu yang membuat punggungnya berkeringat deras.   Namun peri itu masih asik meraba. Acara meraba-raba Britney membuat Drew seperti semakin kehilangan kewarasan. Sekarang ia berada dalam dilema yaitu menjauh dengan tidak rela karena tubuhnya menyukai sentuhan Britney atau tetap menikmati lembutnya jari lentik peri itu namun berakibat dirinya kehilangan kendali.   "Aku suka kamu memanggilku mine, tapi jika kamu mau kau juga bisa memanggil ku Britney," jawab Britney.   Peri itu semakin menempel pada Drew, dia seolah terhipnotis oleh sesuatu. Aroma manis dari tubuh Drew seperti alkohol dan afrodisiak alami bagi Britney. Drew semakin gugup saat Britney mulai mengendus lehernya.   "Drew... My lord aku ingin dipegang-pegang," pinta Britney.   "Hn."   Drew mulai memegang pipi dan tangan Britney. Lalu dengan lembut ia mengusap-usap punggung Britney untuk menenangkan dirinya. Lebih tepatnya menenangkan pikirannya    'Fokus Drew, fokus, ' ucap Drew dalam hati.   Sayangnya peri itu semakin nakal. "Bukan dipegang seperti itu, aku ingin dipegang-pegang seperti ini."   Gerakan Britney hampir membuat Drew mimisan. Dia sama sekali tidak menyadari jika Britney telah mabuk dengan aroma sensual dari tubuhnya. Oleh karena itu Drew tidak menyangka jika Britney akan mengarahkan tangannya pada dadanya yang besar. Drew langsung menarik tangannya seolah takut terbakar. Sebenarnya Drew salah paham sebab Britney sebenarnya hanya ingin Sasuke memeluk pinggangnya dengan erat.   "Tidak mine, aku belum siap lahir batin," tolak Drew.   Meski menolak apel adamnya bergerak naik turun untuk membasahi kerongkongan yang kering. Keringat dingin juga menetes di keningnya. Ini adalah kejadian luar biasa bagi Drew, sebab baru kali ini dia merasa gugup.   "Britney, kendalikan dirimu, " ucap Drew serak.   Bukannya dia tidak mau bercinta dengan Britney hanya saja dia harus belajar agar kegiatan intimnya tidak melukai soul mate nya.   Drew sudah kenyang dengan pemandangan tubuh terbakar wanita-wanita yang mencoba merayunya. Karena itu walaupun dia memiliki pesona Iblis dan aura seksual vampire kenyataannya ialah Drew masihlah perjaka murni yang tidak memiliki pengalaman.   Gerakan Drew yang menjauh dari Britney, itu membuat Britney sedikit sadar. Aroma tubuh Drew tidak lagi tercium oleh Britney. Namun Britney sedikit terkejut karena melihat celana Drew yang menggembung.   "Ng, my lord apa kamu sakit, kenapa itu itu tiba-tiba membengkak?" tanya Britney.   "Jangan-jangan karena petir tadi ya tubuhmu jadi bengkak. Itu harus diobati, sini aku obati, " ucap Britney yang kembali sadar.   Britney mencoba membuka jubah Drew untuk melihat bagian yang membengkak itu. Namun gerakannya terhenti karena ditahan oleh Drew yang panik dan memerah.   "Jika my lord menolak maka aku akan minta laki-laki di balik pintu itu untuk mengobati mu."   Adrian dan Neiji yang berada di balik pintu langsung membeku karena ketahuan mencuri dengar pembicaraan mereka berdua. Diam-diam mereka melangkah mundur agar segera bisa melarikan diri dari kemarahan Drew. Awalnya mereka hampir tertawa terbahak-bahak waktu mendengar ucapan Drew yang seperti perawan malu-malu.   Beberapa menit yang lalu Adrian dan Neiji hendak melihat kondisi Britney di kamar Drew. Tanpa diduga pembicaraan kedua orang beda gender itu menarik minat mereka. Diam-diam mereka menempelkan telinganya di pintu. Sungguh suatu keajaiban mendengar ucapan Lord mereka yang seperti perawan tulen.   'Belum siap lahir batin, memangnya mau menikah. Dia kan iblis sekaligus vampir hahaha,' batin Adrian. Dia merasa bangga terlahir menjadi warewolf dan memiliki banyak wanita.   "Oh itu membengkak karena siap tempur gadis, bukan gara-gara terkena petir,' batin Neiji geli. 'Mereka sama-sama polos, sungguh mengemaskan. '   Kini, setelah menyadari jika mereka berdua ketahuan, Neiji dan Adrian yang berniat kabur  tidak bisa bergerak barang seincipun. Mereka yakin jika ini akhir dari hidup mereka. Yah, meskipun demikian mereka tidak menyesal jika harus mati saat ini, sebab mengetahui sisi imut penguasa kegelapan yang bertindak seperti perawan sangatlah langka dan berharga.   Drew agak kesal karena bawahannya mengetahui sisi  lemahnya. Agar tidak bertambah memalukan ia menghipnotis Britney agar tertidur kemudian berniat mengurus dua bawahannya ini.   "Kalian berdua masuklah, " perintah Drew pada kedua bawahannya itu.   Glek.   Mereka berdua saling menatap dengan wajah pucat.   'Jika ini hari terakhir kami, maka aku tidak keberatan. Setidaknya aku sudah melihat sisi imut Lord Drew, ' batin Neiji.   'Seandainya aku tau ini hari terakhirku aku pasti akan bereproduksi dengan Wolf perawan tadi malam... Oh aku sungguh sial. '   >   "Tidak!""   Teriakan mengerikan menggema hingga beberapa meter dari menara suram tempat Furge dan Maria bersembunyi. Mengusik ketenangan penghuni hutan yang berada di sekitarnya. Burung-burung yang seharusnya terlelap dan tinggal di dekat menara itu terbang menjauh dari menara karena suara mengerikan Maria.   Sementara, pemilik suara itu telah jatuh berlutut karena merasa marah dan sedih dengan hancurnya sebagian pupa vampire yang menggantung diantara benang-benang halus. Bentuk kepompong mereka terbakar habis karena gagalnya percobaan ilmuwan untuk kesekian kalinya.   "Oh bayi-bayiku, kenapa mereka gagal membangkitkan bayi-bayi ku, Suami?!" teriak Maria histeris.   "Padahal Drew yang kotor itu dengan mudah terlahir, apa yang salah dengan bayi-bayi ku ini!" Maria semakin histeris.   Furge hanya memandang nanar pupa-pupa vampir yang menggantung terbakar. Padahal dia begitu antusias melihat pupa-pupa itu menetas sepertinya kupu-kupu cantik yang keluar dari kepompongnya. Sayangnya semua tidak sesuai yang ia inginkan. Lagi-lagi pupa vampir mereka hangus saat akan dibangkitkan.   Dia bahkan enggan memandang pupa-pupa vampir yang memenuhi menara. Itu nampak menyakitkan untuk ia lihat. Sebagian dari mereka terbakar dan sebagian lagi masih menggantung diantara tali-tali seperti kepompong ulat.   "Apa yang terjadi?" Suara dingin Furge membuat para ilmuwan yang dia pekerjakan bergetar. Mereka semua ketakutan karena kegagalan penelitian kali ini.   "Ini, in-ini karena daya listriknya kurang memenuhi kebutuhan untuk memberi energi mereka. Ja-jadi mereka terbakar karena kekurangan energi." Salah satu ilmuwan menjawab dengan lutut yang gemetaran. Keringat dingin sudah mengalir deras di pelipisnya.   "Aku akan membunuhmu!" teriak Maria dan terbang ke arah ilmuwan itu. Taringnya keluar dan matanya juga memerah. Wajahnya yang penuh kemarahan membuat para ilmuwan jatuh terduduk. Niat membunuh Maria seolah tidak mungkin untuk dihentikan. Tujuannya hanya ingin mencabik-cabik ilmuwan yang gagal dan menyebabkan pupa vampirnya hangus.   "Maria tenanglah,'' perintah Furge.   Cakar Maria yang hampir mencekik leher ilmuwan itu terhenti. Meski amarah sudah menguasainya,Maria tidak bisa melanggar perintah Fugaku.   "Aku tau kesedihan mu, kita biarkan mereka bekerja kembali."   Furge memeluk Maria yang bergetar hebat karena marah.  Gigi taringnya masih tidak menghilang karena amarah masih menguasai dirinya.   Furge memandang sekilas tabung kaca raksasa yang terhubung dengan generator listrik. Sesaat yang lalu tabung itu bercahaya dengan aliran listrik menyala-nyala di dalamnya. Kemudian nyala di dalam tabung itu mengalirkan listrik ke arah pupa-pupa vampire. Awalnya pupa-pupa pupa-pupa itu bergerak-gerak seperti ada sesuatu yang keluar dari benda seperti kepompong yang berwarna hitam itu namun tiba-tiba saja tabung itu padam dan pupa-pupa yang hendak menetas langsung terbakar.   "Lanjutkan penelitian kalian."   Set   Maria dan Furge menghilang dalam hitungan detik. Para ilmuwan yang ditinggalkan menarik nafas panjang karena nyawanya masih belum melayang.   >   Sementara itu, Adrian dan Neiji nampak memelas setelah mendengar keputusan Drew.   "Ini, My Lord kami tidak mungkin meninggalkan keluarga kami lama-lama," lirih Adrian.   "Apa perlu aku hanguskan keluarga mu sehingga kau tidak pernah perlu khawatir lagi," ucap Drew dingin.   "Ti-tidak diperlukan, kami tidak khawatir meninggalkan mereka. Tentu saja melayani my lord itu nomor satu," jawab Adrian.   "Bearti mulai besok kalian harus menyiapkan segala sesuatu agar Britney menyukaiku."   "Tentu my lord," jawab Adrian.   "Pergilah."   Adrian mengusap keringat di keningnya. Entah mimpi apa dia semalam hingga mendapatkan mandat menjadi penasehat cinta dan ranjang sang penguasa negeri bayangan.   "Oh para istri ku relakan aku untuk beberapa waktu."   Sedangkan Neiji, Drew menyuruhnya membuat ramuan agar dia nampak lebih muda. Itu disebabkan wajahnya sekarang seperti pria berusia tiga puluh tahun.   "Baik my Lord. Aku permisi. "   "Hn. "   Dalam hati Neiji membayangkan rambutnya yang rontok karena memikirkan permintaan Drew yang mustahil.   'Itu karena faktor darah vampir dan iblis sehingga wajahnya menjadi terlihat berusia tiga puluhan. Mantra apa yang harus aku cari...? '   To be continue
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN