36

1234 Kata

“Apa yang harus aku lakukan supaya papaku tida menjadi penjahat?” Itu adalah kalimat pertama yang keluar dari bibir Cessa ketika berhasil menemui Abrawan tanpa sepengetahuan papanya maupun Nino. “Sayangnya, papamu sudah menjadi penjahat.” Cessa menggeleng tegas. “Itu karena Papa melakukan perintah Anda, penjahat sesungguhnya adalah Anda.” Entah datangnya dari mana keberanian itu hingga Cessa berani menudingkan telunjuk ke arah sang Presiden Abrawan. Alih-alih marah, Abrawan tertawa keras seolah-olah tatapan terluka bercampur amarah di mata Cessa dianggapnya sebagai ekspresi konyol yang patut ditertawakan. “Benar,” ujar Abrawan, menghentikan tawanya, tapi tidak dengan senyum meremehkan di wajahnya. “Semua orang pasti pernah melakukan setidaknya satu kesalahan. Yang menjadikan seseora

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN