Angga berjalan mondar- mandir dengan wajah penuh ke khawatiran, sambil sesekali menatap pintu ruangan tempat Yumna diperiksa. Begitu pula dengan Bu Sonia yang saat ini terduduk dengan wajah yang menunduk dan kedua tangannya mengepal sempurna. Mereka berdua benar- benar menghawatirkan keadaan Yumna. Pintu terbuka lebar dan muncullah seseorang dengan memakai jubah warna putih keluar dari ruangan. Angga begegas menghampiri dokter yang baru saja membuka masekernya. " Dok, bagaimana keadaannya? " " Syukur dia segera dibawa kemari. Dia hanya mengalami patah tulang di bagian tangan dan luka di bagian kepalanya." " Bagaimana dengan penglihatannya dok? " Tanya Angga. " Untuk itu kita lihat setelah dia sadar, apakah benturanya cukup keras? " Angga mengangguk pelan. " Dia terpental cukup

