Alena terbangun di atas ranjang Fardhan sendirian. Saat matanya terbuka, dia tak melihat sosok Fardhan di sampingnya. Namun, Alena tidak panik. Karena dia mendengar suara shower menyala dari arah kamar mandi. Alena meraih sebuah handuk yang terlipat rapi di pinggir ranjang. Alena yakin Fardhan sengaja menyiapkan handuk tersebut untuknya. Setelah melilitkan handuk putih tersebut ke tubuhnya, Alena mulai memunguti pakaiannya yang berserakan di atas lantai. Pagi ini, semuanya berbeda. Alena sangat sadar, apa yang telah dia perbuat bersama Fardhan semalam sudah merubah semuanya. Semuanya tak akan pernah bisa kembali seperti semula. Alena menghela nafas, lalu melihat ke arah jendela yang gordennya sudah dibuka. Langit sudah terang, dan dia masih berada di apartemen Fardhan. Dia akan membersi

